Catatan bagi siswa yang melanjutkan kuliah
ALM. YUNUS EMIGAI YEIMO |
Tips (catatan) berikut ini adalah hal-hal yang perlu
adik-adik (calon mahasiswa) pelajari sebelum memilih (melanjutkan) perguruan
tinggi (PT/kuliah). Karna banyak orang
(calon mahasiswa Papua) “bingun” untuk menentukan masa depan mereka. Lebih jauh
dari itu, banyak orang Papua putus ditengah jalan (putus kuliah), karena belum
ada pertimbangan (mengukur kemampuan diri) dengan kemampuan faktor yang lain seperti
yang disebutkan dibawah ini.
Minat
Faktor
pertama yang anda perlu pertimbangkan adalah minat. Minat artinya kecenderungan (gairah), keinginan hati yang tinggi terhadap
sesuatu, (KBBI:2005). Minat calon mahasiswa sebaiknya tidak dapat dipaksakan
oleh seseorang (termasuk orangtua). Karena minat itu harus bangkit (diungkapkan)
dari diri pribadi seorang (calon mahasiswa). Maka setiap orang (calon
mahasiswa), perlu memikirkan hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam
menentukan keberhasilan studi kelak.
Kenyataan bahwa, banyak mahasiswa asal Papua (di pulau
Jawa), yang kesulitan dalam menyelesaikan studi mereka. Persoalannya adalah
minat mereka (mahasiswa) tidak sesuai dengan keinginan orantua/ wali. Menyelesaikan
studi selama tiga tahun jenjang (D3) atau pun (S1) adalah anda (bukan
siapa-siapa-termasuk orangtua anda). Minat akan sangat berpenguruh dalam menentukan
keberhasilan studi, dimana anda kuliah (kota studi), jurusan apa yang anda
minati? Ini perlu dibicarakan dengan pihak orangtua/wali. Sebelum anda
mengambil keputusan akhir untuk melanjutkan studi anda.
Biaya
Kemampuan
keuangan sangat menentukan pilihan anda. Ini adalah faktor terpenting
berikutnya yang harus anda perhitungkan. Komponen
biaya yang disebutkan dibawah ini sebaiknya, anda perlu membicarakan dengan
orangtua/ wali anda. Jika anda mendapat beasiswa dari pemerintah daerah (PEMDA)
atau lembaga donor lainya, anda harus pastikan siapa yang sangat
bertanggungjawab dalam pengurusan beasiswa itu. Mengapa? Karena banyak orang
(mahasiswa Papua) kesulitan dalam mengurus beasiswa semacam ini, karena terjadi
baku lempar tanggungjawab.
Kuliah
di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya. Pada umumnya, komponen biaya yang di perlukan di PT
seperti disebutkan dibawah ini. Tetapi,
sebaiknya sebelum
melakukan pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus anda bayarkan
di PT yang anda ingin melajutkan. Dan untuk lebih lebih jelas tanyakan ke bagian HUMAS
(panitia penerimaan mahasiswa baru). Selain itu, anda bisa mencari tahu
informasi lengkap melalui website, brosur, poster atau tanyakan kakak senior
yang berpengalaman pada kampus atau kota studi yang anda inginkan untuk
melanjutkan kuliah.
Tetapi jangan terlalu terlena dengan tulisan di
brosur-brosur/ poster profil kampus, karena menyanjikan informasi yang “se-menarik
mungkin”. Agar banyak calon mahasiswa yang tertarik dengan PT tersebut. Apalagi
saat ini telah memberlakukan sistim otonomi kampus di seluruh Indonesia.
Ingat, untuk kuliah anda tidak hanya
membayar uang kuliah saja. Setelah anda mengambil
keputusan untuk melanjutkan perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa, maka anda punya
kewajiban paling utama untuk membayar kampus (karena pengetahuan itu harus di beli dengan uang yang mahal).
Komponen biaya-biaya yang diminta di PT (biaya kampus) antara lain, adalah uang
gedung (pembangunan), SPP tetap, SPP
variabel (SKS), uang kesehatan, uang praktikum dan lain-lain. Selain itu, anda
harus mengeluarkan untuk kebutuhan diluar kampus, misalnya uang jaket,
uang buku, uang UKM, biaya modul, biaya foto copy. Belum lagi
biaya-biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku referensi dan lain-lain. Kalikan itu dengan sekian tahun
masa kuliah anda.
Setelah anda mengetahui, komponen biaya seperti diatas
ini. Anda harus mengambil, sebuah keputusan yang bijak. Kalau
kemampuan biaya tidak mencukupi untuk melanjutkan kuliah
di luar kota. Saya usulkan, sebaiknya anda melanjutkan kuliah di kota anda.
Karena hal ini akan menghemat (mengurangi) biaya diluar kampus seperti, kost,
makan, transportasi, dan lain-lain. Jadi, pilihlah perguruan tinggi (kampus) yang
ada di kota anda. Kalau harus kuliah di luar kota, usahakan untuk tinggal di asrama mahasiswa (yang disediakan oleh kampus/ oleh
pemeritnah daerah). Atau
tanyakan kepada kakak senior mengenai “asrama mahasiswa”. Banyak asrama
mahasiswa ada di mana-mana, ini akan membantu anda dalam memilih tempat
tinggal.
Persoalan biaya (uang) adalah kendala “paling besar” yang
dihadapi oleh mahasiswa Papua (misalnya, di pulau Jawa). Banyak mahasiswa
Papua, yang pintar tetapi kadang lulus lebih dari 4 tahun untuk jenjang D3 dan 5 tahun untuk
jenjang S1. Jangan percaya dengan pernyataan senior “kalau kuliah banyak beasiswa” hal ini akan
membuat anda kesulitan. Memang benar, ada kampus-kampus tertentu yang disediakan
“beasiswa”. Memang, benar ada tetapi syaratnya harus punya indeks prestasi
kumulatif (IPK) lebih dari tiga koma. Tetapi orang Papua (di pulau Jawa) kadang
kesulitan dalam mendapat beasiswa semacam ini, karena persyaratan bukan hanya
IPK, tetapi harus ada foto copy KTP dimana anda tinggal. Mengapa? Karena di
Jawa, khususnya di Yogyakarta, untuk mengurus KTP harus mulai dari sekertaris
rukum warga (sekertaris-RT) sampai ke Kabupaten/ kota. Setelah melewati jalur
ini anda bisa mendapat kartu penduduk musiman (KIPEM), bukan kartu tanda
penduduk (KTP). Untuk itu, satu hal yang sangat penting adalah bagi anda yang
melanjutkan kulih di pulau Jawa, anda harus urus “surat pindah penduduk” dan
KTP dari kota asal. Karena, dengan adanya surat pindah penduduk anda muda
mendapat kartu KIPEM sebagai penduduk musiman.
Prospek
Setiap orang setelah lulus kuliah, pasti mencari
pekerjaan. Entah sebagai pengawai swasta atau pengawai negeri sipil (PNS). Mencari
tahu informasi, mengenai program studi yang anda akan pilih dengan prospek
pekerjaan adalah sangat baik dan awal yang baik untuk menentukan masa depan
yang cerah. Mengapa? Karena ada program studi yang tidak
populer, sepi peminat karena dianggap tidak menarik atau kurang memberikan
harapan pekerjaan dengan hasil yang memadai. Ada juga program studi yang selalu
menjadi favorit, walaupun banyak lulusannya yang menganggur. Baik karena
kurangnya lapangan pekerjaan atau pun terlalu banyaknya lulusan (Misalnya, S.Sos, SH, S.IP). Bukan berarti tidak ada
pekerjaan dengan titel seperti itu. Tetapi ini kenyataan di Indonesia saat ini
secara umum. Jurusan semacam ini, selain biaya kuliah yang murah, menyelesaikan
studi pun bisa kurang dari standar kelulusan sarjana (-3/4 tahun).
Sebagai
contoh, pemerintah pernah menyatakan program studi hukum sebagai jurusan yang
sudah jenuh karena jumlah perguruan tinggi penyelenggara dan jumlah mahasiswa
yang mengambil program studi ini. Anda harus sangat istimewa di bidang (hukum) ini untuk dapat bersaing
dengan sekian banyak lulusan lainnya. Untuk itu,
anda
dituntut untuk dapat memprediksi,
prospek bidang studi yang anda pilih dalam memasuki lapangan pekerjaan sesudah
anda lulus nanti. Karena, Papua saat ini butuh orang yang mau kerja, (bukan
sarja/ ijasah sarjana).
Saya
ingatkan, tidak ada prediksi yang benar 100%. Tetapi akan sangat berguna kalau
anda bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau anda merasa tidak mampu
melakukannya sendiri, bertanyalah kepada orang tua, guru, teman, konsultan,
atau siapapun. Jangan pertaruhkan masa depan anda karena ketidaktahuan ini. Sesudah ketiga faktor di atas
anda pertimbangkan masak-masak, kini tiba saatnya anda memilih perguruan tinggi
yang sesuai dengan kriteria tersebut. Sediakan cukup banyak waktu, karena lebih
banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.
Dari
1500-an perguruan tinggi di Indonesia,
tentu saja tidak semuanya memenuhi kriteria minat, biaya dan prospek yang sudah
anda tentukan. Coret PT yang tidak memiliki program studi sesuai minat anda.
Singkirkan PT-PT yang biaya kuliahnya terlalu
mahal bagi anda, atau terlalu jauh dari tempat tinggal anda sehingga biaya
untuk kuliah di sana akan terlalu tinggi. Dengan demikian daftarlah yang sesuai dengan kemampuan anda.
Reputasi
Langka selanjutnya, anda harus melihat reputasi PT yang
anda ingin mendaftar. Reputasi adalah nama baik perguruan tinggi atas
TRI-DHARMA PT (pendidikan, pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat). Jangan
terlalu terpancing kata-kata menarik dari brosur, atau fasilitas gedung yang
mewah. Reputasi
di sini berarti PT yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai PT yang baik,
memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai.
Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Di Papua, dengan adanya pemberlakuan otonomi khusus,
hadir (berdiri) pula banyak PT sampai di pelosok-pelosok. Bila anda punya
kemampuan dana (biaya) yang cukup, saya sarankan sebaiknya anda melanjutkan
kuliah di luar kota atau kampung anda. Karena, reputasi PT yang baru berdiri
itu, belum mampu untuk memenuhi standar itu. Apalagi anda fresh graduated (baru lulus
SMA). Atau misalnya, anda sudah bekerja
di salah satu instansi. Dan anda ingin kuliah untuk kenaikan gaji atau pangkat.
Kuliah di PT dikota anda adalah pilihan tepat. Tetapi, misalnya anda mendapat
beasiswa tugas belajar, lebih baik anda melanjutkan ke PT yang bergensi (reputasinya
tinggi) sampai di tingkat internasional seperti UGM, ITB, UII, ITS, UNIBRAW, UNAIR dan lain-lain. Karena
kampus-kampus seperti ini mempunyai reputasi yang berstandar internasional. Dan
anda tidak kesulitan dalam mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Bahkan anda akan dihargai dan disegani banyak orang.
Di akui bahwa PT-PT yang ada di Papua seperti UNCEN, UNIPA, USTJ dan
lain-lain, tidak ketinggalan dan memiliki reputasi yang baik. Tetapi saya
sarankan, anda punya kemampuan, biaya sebaiknya anda melanjutkan kuliah di luar
Papua. Karena, anda punya banyak pengalaman, dan lebih dari itu PT-PT yang ada
di kota-kota studi di luar Papua rata-rata mempunyai reputasi baik. Saat ini,
salah satu faktor penilaian penerimaan (mencari kerja) adalah dimana kota studi
anda belajar (lulus). Ini menjadi salah satu pertimbangan dalam mencari kerja,
hal ini sangat kaitan dengan reputasi PT dimana anda belajar/ kuliah.
Status
Akreditasi
Status
akreditasi adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh perguruan tinggi PT untuk
mengiklankan dirinya. Karena hal itu menunjukkan mutu/ kemampuan PT dalam menyelenggarakan suatu
program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua
unsur yang diperlukan dalam sebuah program studi termasuk
fasilitas pendidikan, rasio dosen tetap dan mahasiswa,
kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang
memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak PT yang menyadari dan
memanfaatkan ketidaktahuan tersebut. Dengan cara tidak mencantumkan status ini dalam media
promosi (poster, brosur) yang mereka gunakan.
Yang
terutama adalah status akreditasi diberikan kepada “program studi” di suatu PT dan “bukan” kepada satu PT yang bersangkutan. Jadi
sebetulnya tidak ada istilah PT
yang disamakan. Yang benar adalah (satu atau lebih) program studi di PT tersebut statusnya disamakan.
Mungkin saja PT tadi memiliki 3 program studi
(misalnya A, B, dan C), masing-masing dengan jenjang S1 dan D3. Kalau program
studi A jenjang D3 saja (satu dari enam) yang memperoleh status disamakan,
apakah tepat kalau PT tersebut mengatakan statusnya
disamakan?
Yang
perlu anda ketahui juga, status akreditasi ini menentukan “kemandirian” suatu program studi dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, misalnya ujian negara atau penerbitan
ijazah. Suatu program studi (sekali lagi “bukan”
PT) yang sudah dinyatakan
terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Setelah itu program studi yang bersangkutan
berhak untuk menyelenggarakan sendiri semua kegiatannya. Artinya anda tidak
lagi harus mengikuti ujian negara yang dilaksanakan oleh Kopertis, dan ijazah
yang anda terima cukup disahkan oleh PT
tempat anda kuliah. Sekali lagi, tanyakan dengan
jelas status akreditasi program studi yang anda pilih. Jangan percaya begitu
saja dengan kata-kata menarik di media promosi
yang dikeluarkan oleh suatu PT
tentang statusnya.
Jalur
dan Jenjang Pendidikan
Pendidikan
tinggi di Indonesia mengenal dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik
(jenjang sarjana S1) dan jalur profesional
(jenjang diploma D3). Jalur akademik menekankan
pada penguasaan ilmu pengetahuan (60%
teori dan 40% praktek), sedangkan jalur profesional
menekankan pada penerapan keahlian (60%
praktek dan 40% teori). Lama waktu (standar batas kelulusan nasional) untuk,
jenjang sarjana S1 membutuhkan waktu paling cepat “minimal” 8 semester (4 tahun). Sedangkan untuk jenjang
diploma D3 paling cepat
(rata-rata) 6
semester (3 tahun). Kedua jenjang pendidikan ini mempunyai, kelebihan dan
kekurangan. Jenjang S1 lebih memahami teoritis dan memperoleh gelar sarjana.
Sementara, jenjang D3 lebih menekankan pada penguasaan bidang keahlian
tertentu. Dengan harapan setelah lulus bisa mendapat pekerjaan dengan cepat. Dan
memang, benar bahwa lulusan diploma (D3), lebih cepat mendapat pekerjaan dari
pada lulusan sarjana (S1).
Fasilitas
Pendidikan
Anda jangan terlalu tertarik dengan penampilan gedung megah yang ditampilkan dalam brosur atau poster. Selain, itu,
penampilan gambar-gambar orang (mahasiswa) melakukan praktikum komputer. Penampilan,
gambar semacam ini tidak
cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Tetapi usahakan mendapat informasi sebanyak mungkin,
kepada kakak senior atau orang yang berpengalaman. Fasilitas gedung memang
penting, tetapi yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan seperti laboratorium komputer, lab. biologi, lab.
bahasa, lab. studio, bengkel, perpusatakaan, dan
lain-lain.
Karena, selama kuliah anda tidak
hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana
menerapkannya di lapangan. Apalagi bagi anda
yang memilih kuliah di jalur pendidikan profesional (diploma) yang lebih bersifat aplikatif
dan menekankan pada ketrampilan. Dan lebih
jauh dari itu bagi anda yang melanjutkan program studi “sains dan teknologi”
fasilitas laboratorium akan menentukan pengalaman anda dalam kuliah (praktek).
Sekali
lagi, jangan hanya tampilan fisik yang anda perhatikan. Boleh saja PT memasang
foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak
ada salahnya, tetapi anda menanyakan, kapan
mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.
Jangan-jangan hanya satu-dua kali per semester, atau hanya untuk mahasiswa
tingkat akhir saja. Perhitungkan juga jumlah mahasiswa yang harus menggunakan
fasilitas tersebut. Anda yang memilih PT dan andalah yang menentukan masa
depan anda. Semoga ada manfaatnya. (Dou-Gaii-Ekowai
= “melihat - berpikir dan melakukan”).
*).
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur. Kuliah di
Yogyakarta. Dan pendiri Lembaga Studi Kampung-Kota dan Pengembangan Arsitektur
Papua/ YAMEWA-PAPUA. Diskusi lebih lanjut kunjungi
website:http//www.yamewapapua.blogspot.com/
0 Komentar