MERAWAT INGATAN

Peresensi Oleh, David Pasaribu 

Sastra Papua----Bagaimana cara merawat ingatan? Sejak dulu, buku telah membuktikan fungsinya yang sangat efektif sebagai memori (ingatan) manusia dan pranata ilmu pengetahuan. Buku merupakan bentuk fisik yang pertama kali, sesuatu kumpulan kertas yang dijilid bersama dan ditulis dengan tinta. Ini merupakan bukti fisik yang memungkinkan untuk tinggal sementara bagi memori (ingatan) yang lelah (Drs. Puwono, M. Si - Pemaknaan Buku bagi Masyarakat Pembelajar)

Buku/novel "Rendezvous yang Tertunda" (RYT) adalah wadah ingatan bagi penulisnya, Siti Zainab Kusumawati (SZK). Melalui tokoh-tokoh utamanya, Zahra dan Olaf, SZK merawat ingatannya tentang berbagai hal.

Novel RYT berkisah tentang hubungan (percintaan?) antara Zahra dan Olaf. Hubungan itu sendiri bisa dibilang unik sebab antara Zahra dan Olaf tidak pernah bertemu secara 'langsung'. Zahra dan Olaf menjalin hubungan secara intens di lingkungan virtual (cyberspace) melalui surat elektronik (e-mail). Latar waktu novel RYT adalah awal-awal tahun 2000an sehingga pada saat itu belum 'ramai' media sosial (medsos) seperti saat ini.

Paul Virilio, dalam buku "Dunia yang Dilipat" (penulis Yasraf Amir Piliang), menyebutkan bahwa cyberspace adalah lingkungan virtual yang di dalamnya berlangsung tidak lagi tindak sosial yang nyata, akan tetapi teleaksi sosial, berupa tindakan sosial jarak jauh, yang bersifat virtual dan real time, melalui aneka medium (hp, video, internet). Selanjutnya, Yasraf Amir Piliang dalam esai pembuka bukunya "Post Realitas (Realitas Kebudayaan dalam Era Post Metafisika)", mendefinisikan cyberspace adalah ruang artifisial hasil konstruksi teknologis, yang di dalamnya ada relasi kompleks antara tanda dan realitas. Bila secara konvensional tanda menjelaskan relasi sesuatu yang menandakan (penanda) dan sesuatu yang ditandai (realitas), tanda di dalam cyberspace melampaui relasi itu. Cyberspace memungkinkan situasi bagaimana tanda tidak memiliki sama sekali relasi alamiah dan substansial dengan realitas. Di atas kondisi seperti ini lah, bangunan novel RYT berdiri.

Kembali ke soal ingatan, melalui tokoh Zahra, SZK merawat ingatannya tentang kota tempatnya dilahirkan dan dibesarkan, Jayapura. Tempat-tempat yang ada di kota Jayapura, seperti Macan tutul, Nirwana, Lembah sunyi, Angkasa, Dok 2, 4, 5, 7, 8, 9, Base G, Lapangan Mandala, dijalani tokoh Zahra. Demikian pula dialek atau logat ala Papua dirawat oleh SZK melalui percakapan antara tokoh Zahra dengan temannya Dea dan Hendro. (Susah untuk tidak tersenyum membaca percakapan dengan dialek/logat Papua ini, sebab saya juga besar di Jayapura)

Melalui tokoh Olaf yang bekerja sebagai wartawan di media elektronik (tv), ingatan kita dirawat tentang invasi kedua Amerika Serikat ke Irak. Tokoh Olaf mengutip McGuire Gibson, seorang arkeolog dari Oriental Institute University of Chicago, bahwa "Irak itu lebih penting dibandingkan Mesir dalam warisan dunia. Irak adalah negara yang selama ini disebut sebagai The Cradle of Civilization (tempat lahirnya peradaban)." Irak, kalau diibaratkan buku adalah sebuah buku sejarah arkeologi dan antropologi yang tebal. (hal 80)

Tokoh Zahra, yang suka dengan pelajaran sejarah, merawat ingatan kita tentang Iran lewat tokoh legendarisnya, Mullah Imam Khomeini. Tokoh Zahra mengutip Robin Woodsworth Carlsen, seorang penyair dan filosof asal Kanada, yang menggambarkan Mullah Imam Khomeini begitu perkasa, kuat, tak terkalahkan. Khomeini adalah sumber kebangkitan Islam. Dia adalah mata hati kekuatan rohani yang mengalir ke dalam hati kaum Muslim. (hal 117)

Demikianlah, apakah Zahra dan Olaf pada akhirnya akan bertemu di dunia nyata?? Silahkan baca novel "Rendezvous yang Tertunda"..

Posting Komentar

0 Komentar