Menjemput Hikma Dibalik Stikma


Di Kota Pendidikan Yogyakarta
 Oleh; Yuventus Opki
 
Ilustrasi; zonasultra.com
Sampai hari ini, saya masi mendengar bahwa sahabat kita bilang “Aku Pemabuk”. Saya jadi takut dibilang pemabuk. Namun, terpaksa saya jalan di tengah-tengah mereka. Di setiap pertemuan, sahabat-sahabat tercinta saya, tiap kali dibilang “masikah kamu sering minum”? Dan saya jawab, iya, dan tidak. Besoknya lagi, sahabat-sahabt saya, masih sempat bertanya, “masikah kamu minum”?  Jawaban saya masih tetap sama, yaitu iya, dan tidak. Artinya, sahabat-sahabat tercinta saya, mereka berpikir bahwa, saya adalah sarang ber-alkohol. Di pikiran sahabat-sahabat tercinta saya ini, dianggap saya adalah raja pemabuk.
Di mana saya jalan, sahabat-sahabat tercinta saya selalu katakan hal yang sama, yaitu “Aku Pemabuk atau Peminum”, bahkan mereka menyuru saya minum. Dan saya ikut minum. Setelah kami minum, sahabat-sahabat saya, balik menegur saya, “Kau Pemabuk”.
Di kelas yang luas, berbaris meja dan kursi, kududuk termenung, bingung, melihat setiap dinding-dinding yang telanjang. Yang didengar bisikan layar di depan kelas. Aku tak mendengar apa yang dijelaskan dosen saya. Di sana, ada saya, hanya satu orang. Di samping saya, ada botol-botol kosong, yaitu sehabis aku minum. Ahaha… Gara-gara itulah sahabat-sahabat tercinta saya menyebut “Aku Pemabuk”. Di mana-mana, saya, teman-teman saya, kami, mendengar kata yang sama, yaitu “Orang Papua Itu Suka Minum, Tukang Onar (bikin keributan), Premanis, dan Pemberontak yang ingin hancurkan NKRI.
Di setip kami orang Papua belajar di luar Papua, (Jawa) pertanyaan yang kami dapat adalah Apakah Orang Papua suka minum? Masi adakah Orang Papua makan manusia? Masi adakah orang Papua yang pakai Koteka (Okbul)? Papua itu jau kah? Mahalkah tiket dari Papua ke Jawa? Di tenga stikma ini, aku belajar bersamamu aku telah merai gelar Sarjana Sastra (S.S).
Hai NKRI yang tercinta, dimanakah rasa kebinekaan kita? Masih ada harapankah bangsa ini? Kalau sudah tak mampu mensejahterakan rakyat, marilah kita ramai-ramai bercerai di gelanggang masing-masing.

Yuventus Opki Opki, mahasiswa Papua di Yogyakarta

Posting Komentar

0 Komentar