CERPEN
KOTA EMAS KARYA ISHAK SAMUEL KIJNE
SEBAGAI
PENYANGGA SASTRA LOKAL PAPUA
Merry Ch
Rumainum
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP-UNIPA Manokwari
Abstrak
Sastra lokal merupakan identitas
penguat suantu bangsa yang turut memberikan kekuatan dalam menyangga eksistensi
budaya lokal yang memberi warna dan corak sebagai upaya pemertahanan
kedaerahan. Sastra lokal merujuk pada suatu daerah yang mana akan menjadi pilar
untuk menyangga jiwa dan roh pada budaya yang lahir sebagai sistim tanda
pengenal bercirikan suatu bangsa.
Upaya penyangga kekuatan budaya
bangsa dapat terintegrasi melalui karya sastra. Ada lima nilai yang dapat
menjadi tolak ukur kelayakan karya sastra sebagi media penyangga kekutan
budaya lokal yang termanifestasikan pada (1) Nilai hedonik, (2) nilai artistik,
(3) nilai kultural, (4) nilai etis-moral-religius, (5) nilai praktis. Kelima
nilai menjadi tolak ukur yang menjadikan sastra lokal layak sebagi penyangga
kekuatan budaya bangsa.
Penelitian ini akan meguak sastra lokal Papua yang dapat dijadikan ikon
penyangga kekuatan budaya bangsa Papua . Peneliti mengambil objek karya sastra yakni cerpen
Kota Emas karya Ishak Samuel Kijne yang memberikan warna dan corak lokal dalam
penguat identitas bangsa Papua. Cerpen Kota Emas mengisahkan cerita peradaban masyarakat Papua
dalam kesatuan kehidupan yang lengkap dengan tokoh utama Tom dan Regina. Cerpen
Kota Emas Karya Ishak Samuel Kijne terpilih karena memuat ke-lima nilai
kelayakan karya sastra sebagai penyangga kekuatan budaya bangsa.
Kata
Kunci: Cerpen Kota Emas, dan Sastra Lokal
Papua.
0 Komentar