masih di sini
bersama gulita yang menutupi bumi
bergulat dengan harapan
berusaha keluar dari tirai hitam nan
kelam
sret.. sret...sret…
doorrr.... dorrrr....
dengar langkah kaki anak tanpa alas kaki
berlari menuju, ingin merebut bintang
ini bertanda pagi, reformasi tlah di
muka
mata masih seperti ini
tertutup dengan awan hitam
sedang memori meliuk-liuk dalam riak realita hidup
berlari mengingat peristiwa-peristiwa pedih itu:
air jadi darah
emas-tembaga dirampok bangsa-bangsa
tanahku jadi miliki tetangga dari negeri seberang
tangisan derita anak bangsa dimana-mana
masih di sini
bersama perhitungan hidup-mati
bergulat untuk hidup di esok hari
namun jawaban tentu saja belum tentu
ini langkah maju kami
ini upaya penghabisan kami:
hanya ada maju-menang dan maju-mati
karena kami bukan kami bila berhenti-menyerah!
Penulis: Selpina Tekege
0 Komentar