Adolina Velomena Lefaan
Abstrak
Lefaan, Adolina
Velomena. 2008. Mitos Etnik Kembaran Papua. Tesis, Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (I) Prof.Dr. Abdul Syukur Ibrahim, dan (II) Dr. Djoko Saryono,
M.Pd.
Kata Kunci: Mitos
Kembaran, Tipe, Makna, dan Fungsi.
Mitos Kembaran
merupakan warisan turun temurun yang menjadi produk budaya Kembaran. Semua
amanah, petuah, adat istiadat, norna-norma, nilai-nilai serta hukum adat
terpatri di dalam mitos Kembaran. Penuturan yang masih terkemas dalam bentuk
oral menunjukkan, bahwa mitos Kembaran terggolong jenis sastra lisan. Sebagai
karya sastra, tentu saja akan tepat jika karya tersebut dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Khususnya di dalam pembelajaran sastra di sekolah,
terutama sekolah di Papua, agar dapat memanfaatkan sebagai bentuk pembelajaran
lokal.
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan budaya Kembaran yang terpatri di dalam mitos
kembaran. Secara substansial, penelitian ini mengambarkan mengenai tiga hal
pokok yakni, (1) tipe mitos Kembaran yang mencakup, (a) mitos human endogonik,
(b) mitos Kosmogonik, (c) mitos asal-usul, dan (d) mitos transformasi. (2)
makna mitos yang mencakup persepsi Kembaran tentang (a) hubungan manusia dengan
manusia, dan (b) hubungan manusia dengan alam. (3) fungsi mitos Kembaran yang
mencakup, (a) fungsi mistis, (b) fungsi kosmologis, (c) fungsi pedagogis.
Pedekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan ancangan
hermeneutika,yang merujuk pada ilmu interpretasi. Dalam kaitannya dengan
interpretasi pada teks mitos Kembaran, digunakan hermeneutika objektif
(Overmann dkk., 1979:368). Hermeneutika objektif dianggap sebagai perspektif
metodologois yang cocok bagi kebutuhan kajian mitos Kembaran, karena teks mitos
itu sendiri mengandung tanda-tanda budaya. Tanda-tanda itu memerlukan pemahaman
secara total di dalam konteks masyarakat pemiliknya. Selain itu digunakan pula
hermeneutika Ricoeur dan Dilthey sebagai pelengkap dan bandingan guna
kelengkapan interpretasi terhadap mitos Kembaran.
Berdasarkan
temuan lapangan, terdapat 13 teks mitos Kembaran. Pengklasifikasian itu terdiri
atas, empat tipe, yang meliputi (1) mitos human endogonik, (2) mitos
kosmogonik, (3) mitos asal-usul, dan (4) mitos transformasi.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa makna mitos kembaran mengacu pada dua pola hubungan yaitu,
(1) hubungan manusia dengan manusia, dan (2) hubungan manusia dengan alam.
Mitos Kembaran memiliki potensi yang dapat mempengaruhi, dan mengarahkan
pikiran, perasaan, serta perilaku personal maupun kolektif masyarakat Kembaran.
Penuturan cerita mitos ini pada hakikatnya mempunyai peran sebagai ungkapan dan
rumusan kepercayaan terhadap agama suku, norma, adat-istiadat,dan memberi
pendidikan praktis kepada orang kembaran agar dapat menghargai dan melestarikan
relasi dengan alam sekitarnya, serta memperkokoh relasi dengan kosmologis
Kembaran. Temuan ini menghasilkan 4 fungsi penting dalam mitos Kembaran, yakni
fungsi mistis, kosmologis, sosiologis, dan pedagogis.
Kesimpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini, bahwa mitos Kembaran merupakan sastra lisan kembaran yang
tercermin dalam sikap, perilaku, dan tindakan berpola orang Kembaran, merupakan
produk budaya kembaran. Mitos Kembaran merangkum, dan merumuskan semua
pengetahuan Kembaran yang terkemas rapih dengan bahasa sebagai media
penyampaian, serta norma, dan hukum adat sebagai fungsi kontrol terhadap
sejumlah aturan yang terstruktur berdasarkan konvensi kolektifitas Kembaran.
Secara holistis
teks mitos Kembaran memiliki satu tema sentral yaitu, tema asal-usul.
Berdasarkan perspektif sastra lisan, mitos kembaran mengacu pada dua relasi,
yakni hubungan manusia dengan manusia dan relasi hubungan manusia dengan
alamnya. Secara esensial relasi hubungan tersebut terjalin sejak nenek moyang
Kembaran memulai segala kehidupan mereka di atas bumi. Orang Kembaran tidak
hanya menjalin hubungan diantara mereka yang masih hidup, tetapi juga dengan
para leluhur yang telah berada di alam sana.
Fenomena ini di
buktikan melalui berbagai ungkapan amanah di dalam cerita mitos, dan tindakan
bermakna kembaran dalam keseharian mereka. Secara koherensif pengetahuan
kembaran dalam kehidupan sangat erat dengan ekologi Kembaran. Mereka menghargai
dan menghormati setiap perjuangan nenek moyang yang telah mewarisi tanah
sebagai pusaka. "Tanah begitu sakral," sehingga disimbolkan sebagai
"rahim seorang perempuan," artinya sebagai kandungan seorang Ibu yang
melahirkan manusia Kembaran di atas bumi. Makna tanah menjadi hakikat yang
mendasari kebijakan positif dalam kolektifitas Kembaran. Sebagai tendensi dalam
kolektivitas komunal Kembaran, maka motif tadi mengkosntruksikan pikiran,
perasaan, perilaku serta karateristik Kembaran dalam menjalani hidup. Dalam
perspektif fungsional, peranan mitos Kembaran sangat memengaruhi sistem yang
berada di dalam keseharian Kembaran.
pasca.um.ac.id
0 Komentar