Hikayat Bintang Kejora (dongeng anak-anak)

Oleh; Dicky Mamoribo‎ 

Siang nan cerah, angin pun bertiup sejuk, anak raja bermain-main di halaman istana dengan girangannya.

Hari ke hari dilalui dengan penuh suka cita, andaikan bosan dengan mainan yang ada, dia hanya memohon ke bapanya, esok paginya semua telah tersedia.

Di ulang tahunnya yang ke tujuh, bapa raja bertanya, hadiah ulang tahun apa yang diinginkan? Kali ini dia tidak minta hadiah, hanya ingin punya pengetahuan seperti bapanya yang mampu menyediakan segala permintaannya dengan begitu cepat!

“Nak, sekolah saja dulu, jika sudah pandai membaca dan menulis, bapa akan kasih tau,” kata bapanya.

Memasuki usia remaja, dia kembali bertanya tentang keinginannya yang dulu. Malam indah bertaburan bintang, bapa raja mengajaknya ke
pelataran istana. Dia disuruh duduk diam disamping, bapa raja berdiri, tengadah ke langit, lalu menyanyikan satu lagu indah kepada bintang-bintang diatas sana. 

Dia tertegun mendengar nyanyian yang baru pertama kali didengarnya. Setelah mengakhiri lagu itu bapak raja menyuruhnya masuk tidur, “Nanti subuh bapa bangunkan kau,” kata bapanya.

Anak yang masih terheran-heran ini bertanya, “Mengapa bapa bernyanyi untuk bintang-bintang di langit..?”

“Oh, itu lagu permohonan,” jawab bapa raja.

Disaat subuh semua masih tertidur lelap, bapa raja bangunkan anaknya dan mengajak pergi menanti dibawah pohon kelapa! Betapa kagum, dia meyaksikan panorama Bintang Kejora turun ke bumi menemui bapanya.

Setelah pertemuan itu, bapa raja beri pesan khusus kepadanya, pertemuan sesaat ini hanya bisa terjadi dibawah pohon kelapa!

Ketika bapa raja meninggal, dia menjadi satu-satunya ahli waris. Sekarang jika ada kebutuhan mendesak, dia lanjutkan apa yang sudah diajarkan mendiang bapanya. Anak raja kini jadi pemuda dewasa, bijak, banyak sahabat dan berpengetahuan.

Dari sekian banyak pengetahuan yang diperoleh, salah satunya tentang manfaat pohon kelapa! Yang batang pohonnya dapat dijadikan tempat duduk, daunnya untuk ketupat, batang daun (lidi) dijadikan sapu, kulit buah kelapa (tempurung) dijadikan mangkok dan seterusnya. Dan yang paling digemarinya adalah SAGUWER (minuman dari pohon kepala).

Di suatu malam raja muda ke pelataran istana dan menyanyikan lagu permohonan ke langit. Setelah itu dia tidak ke kembali ke kamar tidur, tapi lebih suka menanti sampai subuh dibawah pohon kelapa sambil meneguk saguwer dengan nikmatnya.

Menjelang fajar sang Kejora turun ke bumi, tapi ia segera kembali ke singgasananya, karena raja muda sedang tergeletak mabuk!

Raja muda bangun kesiangan, dia menyesal! Lalu kembali bikin perjanjian dimalam berikutnya. Namun hal yang sama terulang lagi, demikian pun keesokan harinya.

Entah mengapa, setelah kejadian itu ada perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan istana. Kehormatan dan kewibawaan yang selama ini dimilikinya kian lama memudar, perintah-perintahnya kadang tidak didengar!
Anehnya kekuasaannya pun pelan-pelan mulai berpindah ke anak lelaki dari ibu pembantu rumah tangga istana. 

Merasa ada hal yang tak beres, dia segera mengadu ke tua-tua adat, para hakim, prajurit, bahkan ke pembantu-pembantu lainnya. Namun tak ada satu pun yang serius menanggapi keluhannya, sekali pun dia sudah berusaha keras! Justru sebaliknya dia dapat perlakuan yang bertentangan! sering diusir dari ruang utama, pintu kamar tidurnya sering dikunci, kadang dilarang makan di ruang makan istana!

Tapi apa boleh buat? demi menyambung hidup, raja muda terpaksa harus berperan sebagai pekerja kasar didalam istana. Kalau tidak, akan diusir keluar dari sana. Sungguh ironis! Dulu statusnya sebagai raja muda, kini ia hanya sebagai budak istana!

Tengah malam sehabis hujan deras, membuat warga tertidur lelap. Mendadak anak raja diusir paksa dari kamar tidurnya! Dengan hati remuk dia menangis dibawah pohon kelapa hingga tertidur disana.

Didalam tidur dia mimpi bertemu Bintang Kejora, “Oh, Bintang Kejora, mengapa kau biarkan hidupku merana?” tanya raja muda.

“Sudah tiga kali aku datang padamu! tapi kau tak lagi setia dengan janjimu,” jawab Bintang Kejora

Raja muda kaget-bangun dan segera menatap ke langit, Bintang Kejora tak kelihatan! Matahari sedang terang benderang.

Raja muda lalu teringat pesan orang tuanya, “Jangan sekali-kali kau gadaikan janji-setiamu”

____________________________

(Dongeng ini di kisahkan seorang tante di kepulauan Raja Ampat, ada nyanyian permohonan seperti ‘Wor’ hanya so lupa... / ini salah satu versi, tentu di Papua ada juga cerita budaya tentang sang KEJORA).

Ko-Sapa@2015

Posting Komentar

0 Komentar