Paskah yang Kelabu

Oleh; Ibiroma Wamla

Episode Satu
April bulan bagi umat Kristen di senatero bumi merayakan Paskah. Parayaan kebangkitan Kristus yang mengorbankan dirinya untuk ajaran yang Dia yakini. KebangkitanNya adalah bagian dari upaya membebaskan manusia yang terbelenggu dalam lingkaran setan kehidupan.

Membebaskan, itulah yang menjadi misinya dan Dia memulai dangan belajar dari lingkungan sekitar, pertukangang pada ayahnya, dikusi dan berdebat dengan ahli-ahli taurat. Ia kemudian mengembara, tak ada catatan tentang pengembaraannya. Di usia yang ke 33 tahun, Ia kembali ke tengah-tengah komunitasnya.

Ia lalu memulai melakukan pembelajaran dengan memilih murid-murid. Kemudian bersama murid-muridnya Ia menyebarkan ajaran-ajarannya. Tak sekedar ucapan, tetapi Ia juga mempraktekan dan melakukan apa yang di ajarkannya.

Mereka dari kampung ke kampung, tinggal bersama masyarakat, tak pernah jauh dari masyarakat dan pengikutnya. Pendidikan pembebasan yang di ajarkannya ternyata mendapat tempat di hati masyarakat dan mengusik keberadaan para penguasa. Dan akhirnya Ia pun harus di habisi. Dan April pun menjadi kelabu. Jauh dari hingar bingar perayaan kelahirannya.

Episode Dua
Sebentar lagi April berlalu, tapi ada yang terlupakan di April yang kelabu ini. Dua puluh tujuh tahun yang lalu, 26 April 1984 di hari paskah, pelor panas memaksanya meninggalkan tong smua. Ia budayawan Papua, lahir di pulau Numfor, Biak 1 Juli 1945, ia sarjana muda Geografi lulus dari Uncen (Universitas Cenderawasih).

Ia cuma melakukan apa yang ia pikirkan "Barangkali anda pikir apa yang saya kerjakan ini bodah dan tolol, tapi saya akan lakukan apa yang saya pikirkan, bagi masyarakat saya sebelum saya meninggal" Ya dia pergi setelah dia melakukan banyak hal yang dia pikirkan bagi masyarakatnya. Hidupnya sederhana, celana pendek ia suka, kemanapun ia pergi, tak lupa juga sepatu dan kaos kaki.Pikirannya jauh ke depan, tak padang dari mana tong pu asal, tapi tak lupa tong pu akar. tempat tong berpijak. Tanahku hidupku, kerjaku mengalir bagai air pelepas dahaga.

Antara tahun 1977 sampai 1979 dong popularkan slogan Black is Beautiful di kampus Uncen. Slogan yang mirip lagu "Aku Papua". Ia bersama kawan-kawannya membangun Papuan Brotherhood, atau Persaudaraan Papua, yang berinkarnasi dalam Black Brothers.

Iya juga sangat berpikir dan melakukan penghormati terhadap hak-hak adat orang Papua. Kalo bulu burung kuning tu hanya untuk ondo folo (kepala suku) ya orang lain jangan pake!

Keinginannya untuk membangun "Aku Papua" ternyata di haramkan dan harus di padam. Heran dan aneh, menjadi diri sendiri di larang!

Ia pergi dalam usia yang muda 39 tahun (1 Juli 1945 - 26 April 1984), namanya abadi dalam benak torang. Karyanya, selalu dinyanyikan, dari waktu ke waktu, tak usang, tak layu.

Untuk mu Arnold Clemens Ap, hormat di bri. 

Ko-Sapa©2015