Dr. Lorentz dan peta ekspedisinya |
Oleh; Ibiroma
Dr.
Hendrikus Albertus Lorentz adalah orang luar pertama yang bertemu
dengan masyarakat suku Dani. Pertemuan ini terjadi saat H A Lorentz
melakukan ekspedisi (1909-1910) menuju puncak Nemangkawi (Cartenz),
melalui jalur Selatan Papua (Akimuga?).
Lorentz lahir 18 September 1871 di Oudewater Belanda dari pasangan Theodorus Apolonius Ninus Lorentz dan Marie Soet.
Lorentz. Ayah, Lorentz seorang pedagang tembakau yang pernah membuka
usahanya di Jawa Timur, dan kembali ke Belanda dengan membuka usaha
yang sama.
Gelar doktor dalam bidang Botani dan Zoologi di
universitas Utrecht, Lorentz mengembangkan minat dan ikut eksplorasi di
Papua, dalam tiga ekspedisi berturut-turut. Pengalaman pertamanya
sebagai anggota tim ekspedisi Wichmann di bagian Utara Papua pada tahun
1903. Empat tahun kemudian, tahun 1907 ia memimpin ekspedisi ilmiahnya
di bagian Selatan Papua, namun karena kesehatannya yang memburuk
ekspedisi ini di hentikan dan mereka kembali ke Belanda.
Ekspedisi kedua yang di pimpinnya di mulai 1909-1910, melewati jalur
yang sama di tahun 1907, jalur Selatan. Dalam ekspedisi keduanya ini ia
bertemu dengan masyarakat suku Dani bagian Selatan (daerah Kurima).
Pertemuan yang mengesankan dan bersejaran ini terjadi pada 29 Oktober
1909. Menjelang siang, tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang
rombongan Lorentz mereka berseru; "Halabok!', "Nagorai!". Detasmen
keamanan langsung bersiaga, tetapi orang-orang itu ternyata sama sekali
tak bermaksud jahat.
Perlahan-lahan dan dengan hati-hati dua kelompok orang yang berbeda latar belakang itu saling mendekat, dan saling menyambut.
Orang-orang suku Dani hanya berkoteka walaupun suhu udaranya tidak
lebih dari 11,5 derajat celsius. Selain itu mereka memakai noken di
kepala dan memegang busur dan berbagai hiasan di leher dan pinggang..
Suasana tegang segera hilang waktu mereka memberikan ubi bakar kepada kami dan sebaliknya mereka menerima tembakau dari kami.
Kami di undang sebagai tamu ke kempung mereka, ketika kami menerima
undangan mereka, mereka gembira dan melompat-lompat. Sesampainya di
kampung, kami mendapat salam dengan ucapan, "Halabok", "Naput" dan
"Nagorai".
Ko-Sapa@kabut-2015