Mimpi Yang Tersita

 
FOTO : ist

Kidung malam singkap tabir kenangan...
Betapa dingin dan sunyi berpeluk mesrah...
Si gelap hanya tersipu seorang diri...
Betapa cinta dasyat dan kuat seperti air...
Dan setajam angin menikam rasa...


Bising kepak burung malam kian risih...
Ada urat yang terputus dan tak seirama...
Derap langkah kuskus terhenti pada penglihatan...
Dan burung hantu hanya bisa menggumam...
Sebab rahasia malam tak berbayang lagi...


Butir embun malam menyentuh kulit...
Lincah menyelinap di pori-pori asah...
Si Kaki Abu telajang terlelap...
Menyusuri hidup bahagia di singgasana mimpi...
Memayung hati yang lelah dan terluka...
Mendekap erat rasa sakit yang menyeruak...


Pagi kian menjelang...
Si Gelap Kaki Abu terjaga dan sesali...
Setitik bahagia dalam mimpi tersita...
Jiwa dan raga masih ada....
Berharap malam segra datang....
Sebab siang kejam pada yang lemah...


Ah senja...
Kemana kau pergi dan mengapa kau berlama ?
Adakah kau pun merasakan pedihku ?
Kampungku rindu jinggahmu, hatiku rindu hangatmu...
Sebab atap rumahku tak mengenalku lagi...
Kini, aku terusir dan sendiri dari rumahku.


Penyair ; Kamuki  Franz
Manokwari, 24 April 2017

Posting Komentar

0 Komentar