Menunggu Waktu


Oleh, Timo Marten*
IST

Hamba bertanya pada sang empunya kata-kata
Berharap jawaban nyata berbentuk sukacita

Abdi mengais tiap potongan waktu padamu mahaguru
Apa daya perjuangan waktu berbentuk semu

Sahaya meraih mimpi padamu kumpulan kertas
Sekiranya tuan menjawab cerdas pada torehan tinta berbekas tak dilepas

Ananda menggapai nilai padamu mahaguru ilmu
Menemu keluh bersanding jemu di bawah kejaran waktu

Duka kami terukir di sini
Lara kami menjejak entah sampai nanti?

Nadi kami berdenyut gegap
Mencium hawa pengap oleh amis jantung sang petarung

Kalaulah tuan berbakti pada kata hati
Lantas dengan apa melunakkan dengki?

Kalaulah paduka menguping kidung duka adinda
Dengan apa lonceng gereja mendendangkan sukacita?
Biarkan abadi di titian bernanah nan sarat azab!

Kami menghamba pada peracik lirik-lirik magis
Bukan lantaran memburu prestasi dan prestise
Bukanlah pula oleh jampi-jampi jenaka di bawah kamboja

Demi keabadian kita katanya
Atas nama lukisan sang empunya nan baka katanya

Toga hanya penikmat sesaat
Bukan pengabdi pada yang sesat

Kami menanti yang pasti di tiap ketukan nurani
Pada peluh bercampur keluh menggapai ilmu
Sekiranya kelak jadikan tetesan embun mutiara,
bagi musafir-musafir pencari nilai surgawi

Padamu tuan kami berharap
Kasih tak redup bersama zaman yang pengap

Lilin kami menyala dalam gelap
Sedianya tuan tinggal tetap
Terangi budi nan samar redup
Sebab nanti balas budi tetap hidup

Jayapura, 1 April 2016

Posting Komentar

0 Komentar