Untukmu Tuan



 Foto: Ist

Untuk hati yang lagi-lagi kau buat patah dan mata yang kembali basah
Sungguh tuan semoga lara ini kelak bisa kau rasa
Betapa berlari sepenuh tenaga lantas kau hina, dengan upaya yang kau balas tega.
Sungguh tuan, ini bukan umpatan pun serapah sumpah

Hanya kecewa yang kau pupuk hingga melubar dari kepala.
Aku pernah berlutut lalu kau buat nyaliku ciut.
Aku pernah berdarah lantas kau kukuh dalam amarah
Aku bernah berkorban kemudian kau mengabaikan
Aku pernah mengemis dengan tangis sebelum kau tinggal dengan sinis.

Lalu.. Tuan, hati manakah yang menurutmu mampu menuruti semua nafsumu ?

Karya: Rinjani Mezzaluna
Jakarta, 7 maret 2017

Posting Komentar

0 Komentar