“Kakak- kakak, lihat- lihat, ada kuda, ada sebra,
harimau, ikan, buaya, ada jonson lewat di kali besar, ada burung- burung lagi
terbang….. dan seterusnya“.
Begitulah kata- kata spontan yang sempat keluar
tanpa henti dari adik Frida Mote. Seolah tak mau berhenti untuk
bercerita. Dia cerita berulang- ulang. Dia bilang, kakak lihat, tadi kuda
lewat, dan lain- lain.
Saya hanya menemani. Menyimak. Mendegarkan dia cerita.
Saya duduk dekatnya nonton Channel TV luar negeri yang isinya tentang alam
flora dan fauna.
Dua hari di Karolus Jakarta, Frida masih persoalkan
dunia Fauna dan Flora. Jaringan TV luar negeri yang sedang ditonton adalah buku
biologi hidup. Dunia sains.
Dia menyebutkan apa- apa yang terlihat di TV. Ketika
ada binatang, tepat Frida menyebutkan namanya. Ketika tumbuhan yang dilihatnya
juga lansung menyebut namanya. Manusia yang sedang lewat dengan speed boat
di kali, dia menyebutnya, Ada jonson lewat di Kali besar.
Dia melebihi dari rata- rata anak- anak pada umumnya.
Apalagi, Frida yang tinggal dari jangkauan dunia luar. Di Pelosok Papua.
“ Dari mana kau tahu? “, pintaku dalam hati.
Pertanyaan ini terhentak untuk bertanya pada anak
belia seperti dia yang tinggal di Waghete Papua. Tapi, Frida masih asik
menyebut zebra, kuda, jonson yang lagi lewat di kali besar dan lainnya.
Aku kagum melihat dia berbahasa sains. Dia bisa
menyebut dunia binatang. Tumbuhan yang dia paham. Dan apa- apa yag terlintas di
TV channel luar negeri pada hari itu.
Frida, apakah kau mau seperti Frans Wospakrik, Bapak
Fisika Papua. Atau Jenius Dunia dari Sorong Papua, George Saa. Dan atau para
pendekar sains lainnya dari Papua.
Banyak toh? Itu sudah. Pretasi gemilang kakak- kakak
kita. Baik itu dari Kimia. Biologi. Matematika dan lainnya.
Selain juga inspirasi untuk saya. Kitong semua.
Bertolak dari kisah ini, tepatnya, Aku ingin bertanya pada Frida Saja. “Maukah
kamu bermimpi terus jadi Ahli biologi dari Papua?”.
*) Penulis Adalah Mahasiswa Papua
Ko'Sapa@2016
0 Komentar