aku ungu:
setelah merah darah melarut bersama
biru laut, di ambang jendela semesta
yang fana
aku membias pada untaian buah anggur
yang ranum, sayur terong, dan
langka bebatuan
aku kelabu:
ketika gelap malam meleleh
bersama putih helai sutra
yang melambai pada bingkai cakrawala
aku melekat pada seragam siswa, melumuri
dinding bui
dan menggumpal pada sejuta
batu kali
aku lila:
saat merah saga mencair
dalam lelehan emas dan menyatu
bersama hening senja kala
aku mematut diri pada bibir bergincu
kemilau gaun pesta
dan molek sepasang pipi yang
merona
aku putih:
saat musim dingin tiba aku
akan meniup segala
warna, aku luruh berderai dari
langit beku, menyelimuti raga kehidupan
sebagai salju
aku akan tetap menjadi satu-satunya
warna hingga bertiup angin dingin
penghabisan
musim semi pun tiba
Agats - Asmat, 25 Maret 2010
setelah merah darah melarut bersama
biru laut, di ambang jendela semesta
yang fana
aku membias pada untaian buah anggur
yang ranum, sayur terong, dan
langka bebatuan
aku kelabu:
ketika gelap malam meleleh
bersama putih helai sutra
yang melambai pada bingkai cakrawala
aku melekat pada seragam siswa, melumuri
dinding bui
dan menggumpal pada sejuta
batu kali
aku lila:
saat merah saga mencair
dalam lelehan emas dan menyatu
bersama hening senja kala
aku mematut diri pada bibir bergincu
kemilau gaun pesta
dan molek sepasang pipi yang
merona
aku putih:
saat musim dingin tiba aku
akan meniup segala
warna, aku luruh berderai dari
langit beku, menyelimuti raga kehidupan
sebagai salju
aku akan tetap menjadi satu-satunya
warna hingga bertiup angin dingin
penghabisan
musim semi pun tiba
Agats - Asmat, 25 Maret 2010
0 Komentar