--merah saga senja perlahan gemetar
terjerembab di garis cakrawala
terbayar sudah hutangmu pendusta
kuhujamkan kelewang seperti pernah engkau tikamkan
badik di kedalaman
lalu ombak pun serupa darah yang liar menghantam batu
batu karang
butir pasir tak lagi berbisik
hanya suara angin bergumam, “tak usah engkau sesali....”
alur cerita pagelaran telah tersurat dalam catatan pasti
--janji cuma lidah alfabeth dan kata-kata
yang menjerit menggelepar, murca
tapi cinta serupa cincin api, yang mengerat jari manis
berkilau sekaligus mendustai
pun rindu seakan pijar lilin, sekejab berkedip lalu padam
bahkan malam menjadi lebih hitam
tajam mata pisau tiba tiba menggarit
tepat di ulu hati
:”aku ingin cepat berpamit, terbang bersama
kupu dan rama rama menempuh warna bianglala
senja semakin membara
luruh, kini tiada ....
Agats – Asmat, 21 Juli 2012
0 Komentar