BUTIRAN WAKTU

waktu rebah di bawah lunglai daun daun kering
menyeret kelana berpulang kepada hampa
 dua windu masa hanya jeda sebelum mata
 kapak menghunjam --mengoyak-- rasa sakit yang sebenarnya
 mengapa pilihan mesti tiada, kecuali segelas anggur 
yang harus  diteguk lalu perlahan lahan menyala 
seakan bara, 
pun lidah panas terus terjulur pada serpihan hati 
nan melepuh dan hangus tanpa akhir kesimpulan yang pasti
 : andai derai air mata dapat meletus menjadi
 peluru untuk membunuh kesombongan itu
 namun betapa rentang sang kala hanya celah yang tiba tiba murca 
tak bersisa saat untuk menangis
 cuma desau angin yang geram mendesis,
 menggugurkan hari, menghitung dengan pasti
 ketika jarum jam mengantar pada suatu waktu
 untuk membayar seluruh hutang dan kekalahan itu


Agats - Asmat, 28 Agustus 2012

Posting Komentar

0 Komentar