Oleh : Eman Sogen
Satu
senja.
Saat matahari
bergegas pulang,
ku
temui gadis pujaanku.
Berdiri
di antara dua tiga pohon kelapa,
berbalut
sutra tanpa alas kaki.
Rambutnya
dibiarkan terurai,
panjang
dan bergelombang diterpa bayu senja.
Bibir
mungilnya dipoles madu.
Ah!
Dia tampak manis.
Penuh
girang ia melambaikan tangan memanggilku.
Tergoda
hasratku untuk mendekatinya.
Perlahan
kudekap ia dalam pelukan.
Sepintas,
ku lihat rona merah di wajahnya.
Dia
malu.
Gadis
mungilku,
aku
rindu.
Aku
mencintaimu selama matahari masih kembali.
Puisi ini juga dimuat di rumpurampe.com
0 Komentar