PUISI UNTUKMU

Nanti, ketika garis itu menyerupa batas
Aku yang dulu satu menjadi seribu kenang,
yang berjuang dalam ingat paling khidmat.

Maka pejamlah,
kau akan temukan aku tetap bernyawa.
Dalam setiap puisi yang terbaca, menyebutmu.

Karena di sana aku mengabadikan hati.

AGBG
14/4/16

Posting Komentar

0 Komentar