Di Tanah Ini



Oleh :  Zely Ariane

Di tanah ini
Kejahatan berusia tua
Entah kapan persis lahirnya

Mungkin perkenalan
sembilanbelas enam satu
Tak dimulai dengan jabat tangan
Atau sekadar senyum
tanda persahabatan
Dunia begitu sibuk
Memaksa kita kenal
Tanpa berkenalan

Kupandang kau dari kejauhan
tanpa mengerti apa di pikiran
Demi bangsa,
"Bertanah air satu, tanah air Indonesia"
Kami lupa bertukar senyuman

Waktu cepat bergerak
Tetapi tidak ingatan
Hingga kujumpa kau di terik Mansinam
Tanpa berani memandang
Lalu kusaksikan kau berdoa di Sentani
Kemudian kita bertukar pandang
Kuhampiri kau di Teluk Peradaban
Somu kau anyam
Cerita mengalir sederas air kali besar
Aku diam mendengar
Maaf
Mari
Hanya itu yang bisa kukatakan

Kujumpa kau lagi pagi ini
Di balik rimbunnya Pohon Pala
Kita berbagi cerita
"ini Tomang, buatmu"
Aku terdiam

Kupandangi kau lekat
Matamu tak kehilangan harapan
Nyalanya tak pernah padam
Rambutmu cepat memutih
Beberapa gigi tanggal
Tetapi senyum dari bibir hitam menguning
Tak berkurang manis
Dari hidup yang pahit
Kopi tua di cangkir kaleng sudah tandas
Mari lanjutkan perjalan
Sebentar lagi hujan
"Hutan tak lagi cukup rapat,
lindungi kita di perjalanan"
Kau berkata pelan
Aku tertunduk diam
Kita berpegangan tangan
Menapak terjal bukit-bukit jalan
Hingga di persimpangan
Kau lambaikan tangan
Kupandang dalam nanar
"jaga diri, jaga langkah,"
Kau tak lagi dengar
Angin membawa langkahmu cepat
Tinggalkan kesibukan dunia
Yang setiap detiknya
Merampas masa depan
orang-orang yang duduk diam

Sampai nanti lagi
Sampai kejahatan tak lagi menang
Sampai kapanpun nyawa masih dikandung badan
Kita bukan orang-orang pemangku tangan
Demi cinta pada masa depan
Di sini
Di tanah ini
Dimanapun
Demi tanah ini

Negeri Pala, Bomberai,
Minggu, 10 April 2016
Pukul : 10:42

Posting Komentar

0 Komentar