Nara Yang Cantik


Oleh ; Tekhom Eman 
 
Nara, Ilustrasi
Ada satu hal unik yang diperankan Indonesia dalam hal berdiplomasi di tingkat Internasional. 

Indonesia melalui diplomat cantiknya membantah pidato akan pelanggaran HAM di Papua oleh ketuju negara pasifik. 

Sementara itu, media-media besar dalam negeri membuat Nara naik daun.

Yah. Nara, Nama yang cantik. Secantik Malaikat. Namun sayang, tanggapannya tidak lebih dAri seorang nasionalis teritorial yang suka mengobral nyawa manusia.
Mengapa harus Nara dan Jusuf Kala (JK) tidak menyingung Papua dalam pidatonya?

Secara politik tanggapan Indonesia atas pernyataan ke 7 negara pasifik yang di wakili oleh Nara memiliki simbol politik yang tidak banyak kita pahami.

Pertama pernyataan itu disampaikan diplomat muda, karena indonesia ingin menegaskan ke-7 negera kepulauan itu bahwa mereka bukan tandinnya. 
Meremehkan/ingin menegaskan bahwa pernyataan mereka layak dan mudah di patahkan oleh anak kecil sekalipum)

Kedua ingin menunjukan keterlibatan perempuan (hak-hak perempuan) dalam berbagai bidang, terlebih khusus bidang perpolitikan di dalam dan luar negeri.

Bukan hanya wanita yang umurnya tua tetapi juga keterlibatam anak muda.

Hal ini memungikinkan indonesia tampil lebih percaya diri dihadapan dewan PBB karena indonesia sudah menjadi anggota dewan tersebut selama tiga periode dan saat ini menjadi anggota untuk keempat kalinya. 

Selain itu Indonesia adalah penggagas komisi HAM antar pemerintah ASEAN dan selama ini indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan instrumen utama HAM.

Ya. Kehadiran Nara bukan hanya menambah kepercayaan diri Indonesia di PBB, tetapi juga untuk merendahkan ketuju negara itu serta mencari perhatian Publik. Bagaimana tidak? Ya. Nara terlihat cantik.

Ketiga Masyarakat indonesia itu dikenal suka menggosip. Apa lagi tentang sesuatu yang lagi tren di media atau hal-hal yang berkaitan dengan life style, komestik, Vasion dll. Apa lagi kalau soal cantik, ganteng, kaya, dan lain-lain wow pasti akan ramai di bahas.

Satu hal yang kadang tidak di sadari masyarakat Indonesia adalah minsed mereka dibentuk nelalui media yang juga turut membuat mindset itu nampak menjadi real ketika bertindak.

Meski tidak semuanya begitu, saya yakin hampir setiap masyarakat non Papua ketika bertemu atau melihat orang Papua pasti yang akan terbayang hal-hal yang negatif, orang Papua itu suka perang, suka ribut, membunuh, OPM, terbelakang, tertinggal, bodok , kotor Dll. 

Yah. info yang anda dengar di media membentuk mindset anda dan terkadang meski tidak semua orang Papua yang seperti itu, tetapi mindset anda sendiri yang menciptakan hal itu untuk membentuk realitas. Petinggi negara ini menanamkan beni kebencian itu melalui media di dalam mindset anda.

Ya. Itulah sebanya, diplomat cantik Nara tersayang ini juga namanya di tenarkan di negeri ini dengan tujuan membangkitkan nasionalisme Indonesia kepada anak mudah Indonesia. 

Andai saja. Kita pahami. Wahai masyarakat Indonesia. Nasionalisme yang sedang di bangun ini nasionalie teritorial, bukan nasionalisme kamanusian. Hal ini karena nasionalisme Indonesia secara alami dari rakyat Papua sudah tidak ada, makanya sekarang minsed kalian sedang di bentuk ke nasionalisme teritorial. 

Nasionalisme teritorial memandang nyawa manusia urutan ke dua dari kedaulatan. Apapuan dan berapapun korban nyawanya indonesia harus tetap di pertahankan, lebih parahnya lagi, hal itu dilakukan tanpa pertimbamgan siapa yg benar dan siapa yg salah dari berbagai sisi. Bagi mereka kedaulatan adalah harga mati. Itulah nasionalisme teritorial.

Nasionalisme seperti ini kadang bertahan karena kekuatan militernya, bukan karena nasionalime yang tumbuh secara alami dari dalam pribadi manusia dan terus berakar dalam jiwa.

Seandainya nasionalisme itu soal kemanusian maka kalian akan sadar sebab memang nasionalisme dan kemanusian secara esensial tidak bisa di pisakan. Karna keduanya adalah sifat abstrak yang melekat pada satiap masyarakat dalam setiap pribdi di suatu negara.

Kalian yg mendsetnya sudah dibentuk media dengam stikma-stikma diatas, sekarng mulai dibentuk dengan nasionalisme teritorial. 

Besok atau lusa tanggapan apa lagi yg akan kalian ciptakan dari mindset kalian sendiri untuk memandang orang Papua. Entalah.

Ko'Sapa@2016


Posting Komentar

0 Komentar