S E P T E M B E R


pada akar akar angin yang terbantai
agustus pun letih lalu terkulai
waktu terhimpit dan menjerit, namun tiba tiba
diam, membeku pada sehelai gambar
:”ah, potret itu ....”, menyimpan senyum dan ketakutan
pada saat bersamaan, perasaan yang terhenti kemudian
mati
nanti, kan terbongkar kembali ingatan
ketika rindu memanggil --dimana kusimpan jejak?
bukankah masa lalu kekal selaku takdir?
tersembunyi pertanyaan di hari depan
aku tak lagi sekedar alfabeth yang terbaca
setelah perkawinan aksara, pun usai angin geram
meluapkan kemarahan menggugurkan ranting
dan dedaunan
cukup sudah sedu sedan, dendam bagi segala kutukan
karena hari masih akan tanggal
kalau pun hilal terlambat datang
maka sang kafilah
abadi menghentak langkah menyusuri
lingir waktu merelakan bulan berlalu ....



Agats – Asmat, 5 September 2011

Posting Komentar

0 Komentar