Penyair : Victor Yeimo
Dok. Pribadi |
Terik
mentari memberi energi hidup. Kapanpun, dimanapun, apapun dan siapapun kita, ia
tetap membagi sinarnya tanpa syarat. Tapi siang ini, panasnya menyengat,
melunturkan segala rasa, menusuk hingga pada tulang yang rapuh. Tapi memang
bagimu, panasnya membakar motivasi agar peluh keringat menjadi perhambaan pada
majikanmu.
Kita memang
bebas menikmati sinarnya, sebebas burung terbang di siang hari, tanpa dipasung
hukum dan ketenaran dunia. Disini, terkadang awan hitam menutupi sang surya dan
membuat hidup tidak mudah. Walau memang musim selalu berubah, awan hitam hanya
fatamorgana. Tentu, matahari dan mata hati akan tetap bersinar.
Membayangkan
hidup di Lingkar Antartika, agar tiada lagi matahari terbenam. Tetapi merindu
malam tak habis-habis. Membayangkan hidup di Lima -Peru, agar tiada pernah
hujan membatasi aktivitas. Tetapi hutan Papua merindu hujan. Agar tetap hidup
bernapas. Anda tahu, ini anugerah sang pencipta perbedaan, menjadi satu roda
kehidupan.
Mereka sebut
tanah kita menyimpan misteri. Arah angin, arus dan gelombang susah ditentukan.
Kebajikan dan kemurahan justru berbalik membunuh. Perdamaian menjadi tempat
penindas bersarang. Namun, matahari tiada pernah berbalik arah. Ia tetap diam
tersenyum. Engkau yang merisau tak perlu bertanya padanya. Tetaplah teguh!
Penjara
Abepura, 2/7/2014
0 Komentar