duh sang bhatara kala nan mutlak menghela matahari hingga
terjungkal di batas senja
kabut pun serupa penghalang kekal di kaca kaca jendela
kemenangan cuma jejak punah tanpa kata, aku hanya bayang
ketik usia kalap menjemput hari gerak sang hidup hanya rotasi
pada getir kekalahan hati
lalu mendung mengancam langit, embun menolak gugur
tak tersisa lagi suara, yang ada cuma ingatan: “aku pernah
di sana ....”
kini semua diam,
hampa ....
Jayapura, 8 Juni 2011
0 Komentar