Oleh : Theresia
Fransiska Tekege
Theresia Fransiska Tekege
Theresia Fransiska Tekege
Foto : Gogle Source |
Siang itu,
didalam gedung tua beratap tripleks bocor, siska duduk termenung di temani
lantunan lagu ‘’ Kenapa ‘’. Ia memegang buku Diary miliknya. Dari matanya yang
sexy, sebening air keluar, membasahi wajah manisnya. Rambut keriting
sebahu, seakan menutupi pandangan orang lain.
Aku
mendekatinya, Kawan ko kenapa?
Tatapan
matanya terus melihat diary miliknya, aku menangkap dari pandangannya,
sepertinya ia sedang membaca kisah dan kenangan yang ia lewati bersama
seseorang yang ia kasihi dan cintai.
Aku
mengulang pertanyaanku, Kawan ko kenapa?
Siska
mengangkat wajah manisnya, dengan air mata yang terus membanjiri, ia
mulai curhat‘’
kawan, sa pu pacar sejak masuk SMA, kita kenalan saat MOS di sekolah,
namanya Ricky. karena ia kakak kelasku yang juga panitia aku menerimanya,
dan kita menjalinan hubungan sebagai kekasih selama 4 tahun.
Entahlah,
aku sangat menyayanginya, Ricky kekasih pertamaku. Selama kami sekolah
dulu, kemana pun aku pergi, pasti ada dia di sampingku, seakan ia juga jadi
kakak untukku, mendampingiku, dan mengarahkanku kemana aku harus melangkah. Aku
bersyukur punya dia waktu itu. Hari-hari aku panjatkan Doa, Semoga dia
yang kumiliki saat itu , jadi milikku selamanya.
******
Sore itu
langit mendung, cuaca tak bersahabat, dia yang ku sayang akan pergi
meninggalkanku menuju negeri garuda menggunakan Kapal penumpang Labobar.
Tummm....
tummm... tummmm.... bunyi
Stom Kapal 3 kali, pertanda, sebentar lagi kapal akan lepas dari
pelabuhan Nabire menuju tanjung periok, pelabuhan milik rakyat Melayu. MuuuaaaacH....
ia mengecup keningku.
Perlahan, ia
mengungkapkan pesannya :
(Sayang
aku akan kembali untukmu, untuk bangsa ini juga untuk Tanah ini,
Percayalah kesucian cinta ini kan ku jaga. Kamu harus mandiri. aku akan tetap
mencintaimu disana. Jarak tak akan membunuh cinta kita. Selama kita saling
percaya dan menjaga cinta ini, cinta di antara kita akan tetap utuh. Kan ku
pelihara cinta ini disana. Jika ada waktu, aku akan mengunjungimu
disini. Jaga dirimu baik-baik sebab, pribadimu adalah bait
Allah yang sesungguhnya. semoga cinta yang terjalin ini, terus
terpeliihara sampai kan tiba saatnya Tuhan menyatukan kita dalam keluarga yang
Kudus, Doaku Bersamamu Gadis manis pujaanku. )
Ricky pergi
meninggalkanku untuk beberapa waktu yang lama, aku berharap, semoga Ia menjaga. Ucapannya.
Ia menaiki
tangga dan dengan tangan yang melambai, Ricky menghilang dari pandanganku
Labobar Jahat.
Dalam hati
aku menyalahkan kapal, tetapi aku sadar , kapal tak bersalah sama skali.
Siooo
akH.....
Hati
sangat berat melepaskannya, air mata perlahan mengalir.
Andai
aku punya sayap seperti burung Cendrawasih, akan ku antar engkau, kita kan rasakan
senangnya beterbangan bersama, menyaksikan ciptaan Tuhan nan megah di jagat ini
dan akan mencoba melawan angin kencang di atas udara dan rasakan indahnya
kebersamaan dengan saling mencintai dan menyayangi.
****
Kehidupan Ricky di Melayu, aku tak tau lagi. Komunakasi terputus. Orang tuaku melarang
aku bawa Hand Phone (HP). 2 tahun sudah terlewat, sejak terakhir kali kami bertemu.
Tepat
tanggal 04 desember 2012, aku mendengar kabar dari temannya, melalui chatingan
di facebook.
"Ricky
di tangkap sang penjajah 01 desember lalu, saat Ricky bersuara untuk kaum tak
bersuara demi pembebasan dan mengungkapkan kebenaran yang di alami rakyatku di
atas negeri Melanesia, dan kini telah terdiam di balik jeruji besi
"
Air mata
jatuh, apa yang harus aku perbuat, agar Ricky bebas dari tahanan. Aku mulai
mencari nomor telpon yang bisa di hubungi, aku ingin mendampinginya saat-saat
seperti ini, aku ingin menguatkannya untuk hadapi kenyataan ini, aku ingin
bisik ketelinganya, perjuangan itu tidak segampang membalikkan telapak tangan,
butuh hujan dan matahari untuk melihat pelangi, bersabarlah dan yakinlah
semua yang kau dan rakyat impikan akan indah pada waktunya.
Nomor
telpon tak dapat ku temukan, aku putuskan, seusai Ujian aku akan
mengunjunginya.
*****
Tanpa
menunggu waktu terlewati dengan sia-sia, aku meminta pamit ke Orang tua dan
berangkat mengunjunginya.
Gedung tua,
beratap seng bekas, di dalamnya kekasihku tinggal.
Dari ke
jauhan, aku melihat ia duduk terdiam di balik jeruji besi mengenakan baju
coklat yang pernah ku belikan untuknya saat ia akan berangkat.
Ricky
terkejut, saat aku menyapanya dengan sapaan khusus untuknya sejak kami bersama
dulu.
Ia tak mampu
berkata-kata, aku pun demikian, ia memelukku seerat-eratnya.
Dalam
pelukan yang begitu hangat, ia membelai rambutku dan berkata, ‘’ sayang,
ko ingat too, pesan yang hari itu kakak sampaikan, ade harus mandiri dan
menjaga cinta kita, jangan ade larut dalam kesedihan, BerDoa dan yakinlah kakak
akan keluar dari sini secepatnya dan kita akan bersama berkarya untuk Negeri
ini".
Dalam
dekapannya,sekuat tenaga aku berharap ini hanya mimpi. Tapi sekuat apa pun
itu,ini nyata. Bukan mimpi. Bukan sebuah drama yang bisa di cut di tengah
adegan dan bisa di perbaiki naskahnya.
Mencoba
kuat adalah usahaku untuk tidak membawanya dalam kesedihanku. Mencoba ikhlas
adalah usahaku agar ia tetap tegar menghadapinya. Dan menjadi biasa adalah
usahaku agar terbiasa dalam keadaan apa pun.
Dia
memegang tanganku erat. Senyumannya terlihat begitu manis.
Dia
menenangkanku.
Kenyataan
menyadarkanku. Kalau kami memang harus percaya, saling menguatkan,
mensupport, memotivasi, mandiri dan menerima diri kami apa adanya.
Mungkin dengan saling mendoakan adalah cara kami saling memeluk dan terjun ke
dunianya dan sama-sama kita rasakan apa yang ricky rasakan saat ini.
***
Di Jeruji
besi itu, ia di perlakukan tidak manusiawi. Ricky dipukul,di
tendang, di caci maki bahkan ia hampir di bunuh. Saat aku melihat bekas
lukanya, aku ingin marah dan pukul sang koloni.
Sa ingin
bilang Ia bukan seorang Penjahat, Ricky manusia sangat,sangat dan sangat
normal yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan di
negerinya.
Tapi,
itu tak mungkin, suaraku di bungkam dan aku sadar aku bukan lelaki yang dengan
gampang melawan sang lusifer itu.
Karena tak
mampu melihat ia di pelakukan demikian aku meninggalkannya pergi.
****
Karenanya tadi aku menangis membaca semua kisah dan kenangan yang kita lewati
bersama dan saat ini dia masih terdiam di balik jeruji besi.
Entah
kapan ia akan di bebaskan. Aku hanya bisa Berdoa untuknya agar ia tetap
semangat jalani hari-harinya disana.
Akhirnya, ia
kembali memelukku dan bilang, Echa... Doakan eeeee, Semoga dia baik-baik saja
di sana dan tidak melupakanku yang dengan sabar menunggunya di sudut Negeri
ini.
Aku
mencoba menguatkannya,
Sayang....
Sabar eeee.... Berdoa saja,
Jika kko
tercipta dari tulang rusukknya, Pasti dia akan jatuh kepelukanmu.
TUHAN AKAN
BERKATI PERJUANGANNYA
SELESAI
Siang itu, didalam gedung tua beratap tripleks bocor, siska duduk
termenung di temani lantunan lagu ‘’ Kenapa ‘’. Ia memegang buku Diary
miliknya. Dari matanya yang sexy, sebening air keluar, membasahi wajah
manisnya. Rambut keriting sebahu, seakan menutupi pandangan orang
lain.
Aku mendekatinya, Kawan ko kenapa?
Tatapan matanya terus melihat diary miliknya, aku menangkap dari
pandangannya, sepertinya ia sedang membaca kisah dan kenangan yang ia
lewati bersama seseorang yang ia kasihi dan cintai.
Aku mengulang pertanyaanku, Kawan kko kenapa?
Siska mengangkat wajah manisnya , dengan air mata yang terus membanjiri, ia mulai curhat
‘’ kawan, sa pu pacar sejak masuk SMA, kita kenalan saat MOS di
sekolah, namanya ricky. karena ia kakak kelasku yang juga panitia aku
menerimanya, dan kita menjalinan hubungan sebagai kekasih selama 4 tahun
.
Entahlah, aku sangat menyayanginya, ricky kekasih pertamaku. Selama
kami sekolah dulu, kemana pun aku pergi, pasti ada dia di sampingku,
seakan ia juga jadi kakak untukku, mendampingiku, dan mengarahkanku
kemana aku harus melangkah. Aku bersyukur punya dia waktu itu. Hari-hari
aku panjatkan Doa, Semoga dia yang kumiliki saat itu , jadi milikku
selamanya.
******
Sore itu langit mendung, cuaca tak bersahabat, dia yang ku sayang akan
pergi meninggalkanku menuju negeri garuda menggunakan Kapal penumpang
Labobar.
Tummm.... tummm... tummmm.... bunyi Stom Kapal 3 kali, pertanda,
sebentar lagi kapal akan lepas dari pelabuhan Nabire menuju tanjung
periok, pelabuhan milik rakyat Melayu.
MuuuaaaacH.... ia mengecup keningku.
Perlahan, ia mengungkapkan pesannya
( Sayang aku akan kembali untukmu, untuk bangsa ini juga untuk
Tanah ini, Percayalah kesucian cinta ini kan ku jaga. Kamu harus
mandiri. aku akan tetap mencintaimu disana. Jarak tak akan membunuh
cinta kita. Selama kita saling percaya dan menjaga cinta ini, cinta di
antara kita akan tetap utuh. Kan ku pelihara cinta ini disana. Jika ada
waktu, aku akan mengunjungimu disini. Jaga dirimu baik-baik sebab,
pribadimu adalah bait Allah yang sesungguhnya. semoga cinta yang
terjalin ini, terus terpeliihara sampai kan tiba saatnya Tuhan
menyatukan kita dalam keluarga yang Kudus, Doaku Bersamamu Gadis manis
pujaanku. )
ricky pergi meninggalkanku untuk beberapa waktu yang lama, aku berharap, semoga Ia menjaga ucapannya.
Ia menaiki tangga dan dengan tangan yang melambai, Ricky menghilang dari pandanganku Labobar Jahat.
Dalam hati aku menyalahkan kapal, tetapi aku sadar , kapal tak bersalah sama skali.
Siooo akH.....
Hati sangat berat melepaskannya, air mata perlahan mengalir.
Andai aku punya sayap seperti burung Cendrawasih, akan ku antar engkau,
kita kan rasakan senangnya beterbangan bersama, menyaksikan ciptaan
Tuhan nan megah di jagat ini dan akan mencoba melawan angin kencang di
atas udara dan rasakan indahnya kebersamaan dengan saling mencintai dan
menyayangi.
****
Kehidupan ricky di Melayu, aku tak tau lagi. Komunakasi terputus. Orang
tuaku melarang aku bawa hp. 2 tahun sudah terlewat, sejak terakhir kali
kami bertemu.
Tepat tanggal 04 desember 2012, aku mendengar kabar dari temannya, melalui chatingan di facebook.
"Ricky di tangkap sang penjajah 01 desember lalu, saat ricky
bersuara untuk kaum tak bersuara demi pembebasan dan mengungkapkan
kebenaran yang di alami rakyatku di atas negeri Melanesia, dan kini
telah terdiam di balik jeruji besi "
Air mata jatuh, apa yang harus aku perbuat, agar ricky bebas dari
tahanan. Aku mulai mencari nomor telpon yang bisa di hubungi, aku ingin
mendampinginya saat-saat seperti ini, aku ingin menguatkannya untuk
hadapi kenyataan ini, aku ingin bisik ketelinganya, perjuangan itu tidak
segampang membalikkan telapak tangan, butuh hujan dan matahari untuk
melihat pelangi, bersabarlah dan yakinlah semua yang kau dan rakyat
impikan akan indah pada waktunya.
Nomor telpon tak dapat ku temukan, aku putuskan, seusai Ujian aku akan mengunjunginya.
*****
Tanpa menunggu waktu terlewati dengan sia-sia, aku meminta pamit ke Orang tua dan berangkat mengunjunginya.
Gedung tua, beratap seng bekas, di dalamnya kekasihku tinggal.
Dari ke jauhan, aku melihat ia duduk terdiam di balik jeruji besi
mengenakan baju coklat yang pernah ku belikan untuknya saat ia akan
berangkat.
Ricky terkejut, saat aku menyapanya dengan sapaan khusus untuknya sejak kami bersama dulu.
Ia tak mampu berkata-kata, aku pun demikian, ia memelukku seerat-eratnya.
Dalam pelukan yang begitu hangat, ia membelai rambutku dan berkata, ‘’ sayang,
ko ingat too, pesan yang hari itu kakak sampaikan, ade harus mandiri
dan menjaga cinta kita, jangan ade larut dalam kesedihan, BerDoa dan
yakinlah kakak akan keluar dari sini secepatnya dan kita akan bersama
berkarya untuk Negeri ini".
Dalam dekapannya,sekuat tenaga aku berharap ini hanya mimpi. Tapi sekuat
apa pun itu,ini nyata. Bukan mimpi. Bukan sebuah drama yang bisa di cut
di tengah adegan dan bisa di perbaiki naskahnya.
Mencoba kuat adalah usahaku untuk tidak membawanya dalam kesedihanku.
Mencoba ikhlas adalah usahaku agar ia tetap tegar menghadapinya. Dan
menjadi biasa adalah usahaku agar terbiasa dalam keadaan apa pun.
Dia memegang tanganku erat. Senyumannya terlihat begitu manis.
Dia menenangkanku.
Kenyataan menyadarkanku. Kalau kami memang harus percaya, saling
menguatkan, mensupport, memotivasi, mandiri dan menerima diri kami apa
adanya. Mungkin dengan saling mendoakan adalah cara kami saling memeluk
dan terjun ke dunianya dan sama-sama kita rasakan apa yang ricky rasakan
saat ini.
***
Di Jeruji besi itu, ia di perlakukan tidak manusiawi. Ricky dipukul,di
tendang, di caci maki bahkan ia hampir di bunuh. Saat aku melihat bekas
lukanya, aku ingin marah dan pukul sang koloni.
Sa ingin bilang Ia bukan seorang Penjahat, Ricky manusia sangat,sangat
dan sangat normal yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan di
negerinya.
Tapi, itu tak mungkin, suaraku di bungkam dan aku sadar aku bukan lelaki yang dengan gampang melawan sang lusifer itu.
Karena taQ mampu melihat ia di pelakukan demikian aku meninggalkannya pergi.
****
Karenanya tadi aku menangis membaca semua kisah dan kenangan yang kita
lewati bersama dan saat ini dia masih terdiam di balik jeruji besi.
Entah kapan ia akan di bebaskan. Aku hanya bisa BerDoa untuknya agar ia tetap semangat jalani hari-harinya disana.
Akhirnya, ia kembali memelukku dan bilang, Echa... Doakan eeeee, Semoga
dia baik-baik saja di sana dan tidak melupakanku yang dengan sabar
menunggunya di sudut Negeri ini.
Aku mencoba menguatkannya,
Sayang.... Sabar eeee.... Berdoa saja,
Jika kko tercipta dari tulang rusukknya, Pasti dia akan jatuh kepelukanmu.
TUHAN AKAN BERKATI PERJUANGANNYA
#SELESAI
- See more at: http://gadiesmelanesia.blogspot.co.id/2015/02/kekasihku-bukan-penjahat.html#sthash.MiV0r3L6.dpuf
Siang itu, didalam gedung tua beratap tripleks bocor, siska duduk
termenung di temani lantunan lagu ‘’ Kenapa ‘’. Ia memegang buku Diary
miliknya. Dari matanya yang sexy, sebening air keluar, membasahi wajah
manisnya. Rambut keriting sebahu, seakan menutupi pandangan orang
lain.
Aku mendekatinya, Kawan ko kenapa?
Tatapan matanya terus melihat diary miliknya, aku menangkap dari
pandangannya, sepertinya ia sedang membaca kisah dan kenangan yang ia
lewati bersama seseorang yang ia kasihi dan cintai.
Aku mengulang pertanyaanku, Kawan kko kenapa?
Siska mengangkat wajah manisnya , dengan air mata yang terus membanjiri, ia mulai curhat
‘’ kawan, sa pu pacar sejak masuk SMA, kita kenalan saat MOS di
sekolah, namanya ricky. karena ia kakak kelasku yang juga panitia aku
menerimanya, dan kita menjalinan hubungan sebagai kekasih selama 4 tahun
.
Entahlah, aku sangat menyayanginya, ricky kekasih pertamaku. Selama
kami sekolah dulu, kemana pun aku pergi, pasti ada dia di sampingku,
seakan ia juga jadi kakak untukku, mendampingiku, dan mengarahkanku
kemana aku harus melangkah. Aku bersyukur punya dia waktu itu. Hari-hari
aku panjatkan Doa, Semoga dia yang kumiliki saat itu , jadi milikku
selamanya.
******
Sore itu langit mendung, cuaca tak bersahabat, dia yang ku sayang akan
pergi meninggalkanku menuju negeri garuda menggunakan Kapal penumpang
Labobar.
Tummm.... tummm... tummmm.... bunyi Stom Kapal 3 kali, pertanda,
sebentar lagi kapal akan lepas dari pelabuhan Nabire menuju tanjung
periok, pelabuhan milik rakyat Melayu.
MuuuaaaacH.... ia mengecup keningku.
Perlahan, ia mengungkapkan pesannya
( Sayang aku akan kembali untukmu, untuk bangsa ini juga untuk
Tanah ini, Percayalah kesucian cinta ini kan ku jaga. Kamu harus
mandiri. aku akan tetap mencintaimu disana. Jarak tak akan membunuh
cinta kita. Selama kita saling percaya dan menjaga cinta ini, cinta di
antara kita akan tetap utuh. Kan ku pelihara cinta ini disana. Jika ada
waktu, aku akan mengunjungimu disini. Jaga dirimu baik-baik sebab,
pribadimu adalah bait Allah yang sesungguhnya. semoga cinta yang
terjalin ini, terus terpeliihara sampai kan tiba saatnya Tuhan
menyatukan kita dalam keluarga yang Kudus, Doaku Bersamamu Gadis manis
pujaanku. )
ricky pergi meninggalkanku untuk beberapa waktu yang lama, aku berharap, semoga Ia menjaga ucapannya.
Ia menaiki tangga dan dengan tangan yang melambai, Ricky menghilang dari pandanganku Labobar Jahat.
Dalam hati aku menyalahkan kapal, tetapi aku sadar , kapal tak bersalah sama skali.
Siooo akH.....
Hati sangat berat melepaskannya, air mata perlahan mengalir.
Andai aku punya sayap seperti burung Cendrawasih, akan ku antar engkau,
kita kan rasakan senangnya beterbangan bersama, menyaksikan ciptaan
Tuhan nan megah di jagat ini dan akan mencoba melawan angin kencang di
atas udara dan rasakan indahnya kebersamaan dengan saling mencintai dan
menyayangi.
****
Kehidupan ricky di Melayu, aku tak tau lagi. Komunakasi terputus. Orang
tuaku melarang aku bawa hp. 2 tahun sudah terlewat, sejak terakhir kali
kami bertemu.
Tepat tanggal 04 desember 2012, aku mendengar kabar dari temannya, melalui chatingan di facebook.
"Ricky di tangkap sang penjajah 01 desember lalu, saat ricky
bersuara untuk kaum tak bersuara demi pembebasan dan mengungkapkan
kebenaran yang di alami rakyatku di atas negeri Melanesia, dan kini
telah terdiam di balik jeruji besi "
Air mata jatuh, apa yang harus aku perbuat, agar ricky bebas dari
tahanan. Aku mulai mencari nomor telpon yang bisa di hubungi, aku ingin
mendampinginya saat-saat seperti ini, aku ingin menguatkannya untuk
hadapi kenyataan ini, aku ingin bisik ketelinganya, perjuangan itu tidak
segampang membalikkan telapak tangan, butuh hujan dan matahari untuk
melihat pelangi, bersabarlah dan yakinlah semua yang kau dan rakyat
impikan akan indah pada waktunya.
Nomor telpon tak dapat ku temukan, aku putuskan, seusai Ujian aku akan mengunjunginya.
*****
Tanpa menunggu waktu terlewati dengan sia-sia, aku meminta pamit ke Orang tua dan berangkat mengunjunginya.
Gedung tua, beratap seng bekas, di dalamnya kekasihku tinggal.
Dari ke jauhan, aku melihat ia duduk terdiam di balik jeruji besi
mengenakan baju coklat yang pernah ku belikan untuknya saat ia akan
berangkat.
Ricky terkejut, saat aku menyapanya dengan sapaan khusus untuknya sejak kami bersama dulu.
Ia tak mampu berkata-kata, aku pun demikian, ia memelukku seerat-eratnya.
Dalam pelukan yang begitu hangat, ia membelai rambutku dan berkata, ‘’ sayang,
ko ingat too, pesan yang hari itu kakak sampaikan, ade harus mandiri
dan menjaga cinta kita, jangan ade larut dalam kesedihan, BerDoa dan
yakinlah kakak akan keluar dari sini secepatnya dan kita akan bersama
berkarya untuk Negeri ini".
Dalam dekapannya,sekuat tenaga aku berharap ini hanya mimpi. Tapi sekuat
apa pun itu,ini nyata. Bukan mimpi. Bukan sebuah drama yang bisa di cut
di tengah adegan dan bisa di perbaiki naskahnya.
Mencoba kuat adalah usahaku untuk tidak membawanya dalam kesedihanku.
Mencoba ikhlas adalah usahaku agar ia tetap tegar menghadapinya. Dan
menjadi biasa adalah usahaku agar terbiasa dalam keadaan apa pun.
Dia memegang tanganku erat. Senyumannya terlihat begitu manis.
Dia menenangkanku.
Kenyataan menyadarkanku. Kalau kami memang harus percaya, saling
menguatkan, mensupport, memotivasi, mandiri dan menerima diri kami apa
adanya. Mungkin dengan saling mendoakan adalah cara kami saling memeluk
dan terjun ke dunianya dan sama-sama kita rasakan apa yang ricky rasakan
saat ini.
***
Di Jeruji besi itu, ia di perlakukan tidak manusiawi. Ricky dipukul,di
tendang, di caci maki bahkan ia hampir di bunuh. Saat aku melihat bekas
lukanya, aku ingin marah dan pukul sang koloni.
Sa ingin bilang Ia bukan seorang Penjahat, Ricky manusia sangat,sangat
dan sangat normal yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan di
negerinya.
Tapi, itu tak mungkin, suaraku di bungkam dan aku sadar aku bukan lelaki yang dengan gampang melawan sang lusifer itu.
Karena taQ mampu melihat ia di pelakukan demikian aku meninggalkannya pergi.
****
Karenanya tadi aku menangis membaca semua kisah dan kenangan yang kita
lewati bersama dan saat ini dia masih terdiam di balik jeruji besi.
Entah kapan ia akan di bebaskan. Aku hanya bisa BerDoa untuknya agar ia tetap semangat jalani hari-harinya disana.
Akhirnya, ia kembali memelukku dan bilang, Echa... Doakan eeeee, Semoga
dia baik-baik saja di sana dan tidak melupakanku yang dengan sabar
menunggunya di sudut Negeri ini.
Aku mencoba menguatkannya,
Sayang.... Sabar eeee.... Berdoa saja,
Jika kko tercipta dari tulang rusukknya, Pasti dia akan jatuh kepelukanmu.
TUHAN AKAN BERKATI PERJUANGANNYA
#SELESAI
- See more at: http://gadiesmelanesia.blogspot.co.id/2015/02/kekasihku-bukan-penjahat.html#sthash.MiV0r3L6.dpuf
Siang itu, didalam gedung tua beratap tripleks bocor, siska duduk
termenung di temani lantunan lagu ‘’ Kenapa ‘’. Ia memegang buku Diary
miliknya. Dari matanya yang sexy, sebening air keluar, membasahi wajah
manisnya. Rambut keriting sebahu, seakan menutupi pandangan orang
lain.
Aku mendekatinya, Kawan ko kenapa?
Tatapan matanya terus melihat diary miliknya, aku menangkap dari
pandangannya, sepertinya ia sedang membaca kisah dan kenangan yang ia
lewati bersama seseorang yang ia kasihi dan cintai.
Aku mengulang pertanyaanku, Kawan kko kenapa?
Siska mengangkat wajah manisnya , dengan air mata yang terus membanjiri, ia mulai curhat
‘’ kawan, sa pu pacar sejak masuk SMA, kita kenalan saat MOS di
sekolah, namanya ricky. karena ia kakak kelasku yang juga panitia aku
menerimanya, dan kita menjalinan hubungan sebagai kekasih selama 4 tahun
.
Entahlah, aku sangat menyayanginya, ricky kekasih pertamaku. Selama
kami sekolah dulu, kemana pun aku pergi, pasti ada dia di sampingku,
seakan ia juga jadi kakak untukku, mendampingiku, dan mengarahkanku
kemana aku harus melangkah. Aku bersyukur punya dia waktu itu. Hari-hari
aku panjatkan Doa, Semoga dia yang kumiliki saat itu , jadi milikku
selamanya.
******
Sore itu langit mendung, cuaca tak bersahabat, dia yang ku sayang akan
pergi meninggalkanku menuju negeri garuda menggunakan Kapal penumpang
Labobar.
Tummm.... tummm... tummmm.... bunyi Stom Kapal 3 kali, pertanda,
sebentar lagi kapal akan lepas dari pelabuhan Nabire menuju tanjung
periok, pelabuhan milik rakyat Melayu.
MuuuaaaacH.... ia mengecup keningku.
Perlahan, ia mengungkapkan pesannya
( Sayang aku akan kembali untukmu, untuk bangsa ini juga untuk
Tanah ini, Percayalah kesucian cinta ini kan ku jaga. Kamu harus
mandiri. aku akan tetap mencintaimu disana. Jarak tak akan membunuh
cinta kita. Selama kita saling percaya dan menjaga cinta ini, cinta di
antara kita akan tetap utuh. Kan ku pelihara cinta ini disana. Jika ada
waktu, aku akan mengunjungimu disini. Jaga dirimu baik-baik sebab,
pribadimu adalah bait Allah yang sesungguhnya. semoga cinta yang
terjalin ini, terus terpeliihara sampai kan tiba saatnya Tuhan
menyatukan kita dalam keluarga yang Kudus, Doaku Bersamamu Gadis manis
pujaanku. )
ricky pergi meninggalkanku untuk beberapa waktu yang lama, aku berharap, semoga Ia menjaga ucapannya.
Ia menaiki tangga dan dengan tangan yang melambai, Ricky menghilang dari pandanganku Labobar Jahat.
Dalam hati aku menyalahkan kapal, tetapi aku sadar , kapal tak bersalah sama skali.
Siooo akH.....
Hati sangat berat melepaskannya, air mata perlahan mengalir.
Andai aku punya sayap seperti burung Cendrawasih, akan ku antar engkau,
kita kan rasakan senangnya beterbangan bersama, menyaksikan ciptaan
Tuhan nan megah di jagat ini dan akan mencoba melawan angin kencang di
atas udara dan rasakan indahnya kebersamaan dengan saling mencintai dan
menyayangi.
****
Kehidupan ricky di Melayu, aku tak tau lagi. Komunakasi terputus. Orang
tuaku melarang aku bawa hp. 2 tahun sudah terlewat, sejak terakhir kali
kami bertemu.
Tepat tanggal 04 desember 2012, aku mendengar kabar dari temannya, melalui chatingan di facebook.
"Ricky di tangkap sang penjajah 01 desember lalu, saat ricky
bersuara untuk kaum tak bersuara demi pembebasan dan mengungkapkan
kebenaran yang di alami rakyatku di atas negeri Melanesia, dan kini
telah terdiam di balik jeruji besi "
Air mata jatuh, apa yang harus aku perbuat, agar ricky bebas dari
tahanan. Aku mulai mencari nomor telpon yang bisa di hubungi, aku ingin
mendampinginya saat-saat seperti ini, aku ingin menguatkannya untuk
hadapi kenyataan ini, aku ingin bisik ketelinganya, perjuangan itu tidak
segampang membalikkan telapak tangan, butuh hujan dan matahari untuk
melihat pelangi, bersabarlah dan yakinlah semua yang kau dan rakyat
impikan akan indah pada waktunya.
Nomor telpon tak dapat ku temukan, aku putuskan, seusai Ujian aku akan mengunjunginya.
*****
Tanpa menunggu waktu terlewati dengan sia-sia, aku meminta pamit ke Orang tua dan berangkat mengunjunginya.
Gedung tua, beratap seng bekas, di dalamnya kekasihku tinggal.
Dari ke jauhan, aku melihat ia duduk terdiam di balik jeruji besi
mengenakan baju coklat yang pernah ku belikan untuknya saat ia akan
berangkat.
Ricky terkejut, saat aku menyapanya dengan sapaan khusus untuknya sejak kami bersama dulu.
Ia tak mampu berkata-kata, aku pun demikian, ia memelukku seerat-eratnya.
Dalam pelukan yang begitu hangat, ia membelai rambutku dan berkata, ‘’ sayang,
ko ingat too, pesan yang hari itu kakak sampaikan, ade harus mandiri
dan menjaga cinta kita, jangan ade larut dalam kesedihan, BerDoa dan
yakinlah kakak akan keluar dari sini secepatnya dan kita akan bersama
berkarya untuk Negeri ini".
Dalam dekapannya,sekuat tenaga aku berharap ini hanya mimpi. Tapi sekuat
apa pun itu,ini nyata. Bukan mimpi. Bukan sebuah drama yang bisa di cut
di tengah adegan dan bisa di perbaiki naskahnya.
Mencoba kuat adalah usahaku untuk tidak membawanya dalam kesedihanku.
Mencoba ikhlas adalah usahaku agar ia tetap tegar menghadapinya. Dan
menjadi biasa adalah usahaku agar terbiasa dalam keadaan apa pun.
Dia memegang tanganku erat. Senyumannya terlihat begitu manis.
Dia menenangkanku.
Kenyataan menyadarkanku. Kalau kami memang harus percaya, saling
menguatkan, mensupport, memotivasi, mandiri dan menerima diri kami apa
adanya. Mungkin dengan saling mendoakan adalah cara kami saling memeluk
dan terjun ke dunianya dan sama-sama kita rasakan apa yang ricky rasakan
saat ini.
***
Di Jeruji besi itu, ia di perlakukan tidak manusiawi. Ricky dipukul,di
tendang, di caci maki bahkan ia hampir di bunuh. Saat aku melihat bekas
lukanya, aku ingin marah dan pukul sang koloni.
Sa ingin bilang Ia bukan seorang Penjahat, Ricky manusia sangat,sangat
dan sangat normal yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan di
negerinya.
Tapi, itu tak mungkin, suaraku di bungkam dan aku sadar aku bukan lelaki yang dengan gampang melawan sang lusifer itu.
Karena taQ mampu melihat ia di pelakukan demikian aku meninggalkannya pergi.
****
Karenanya tadi aku menangis membaca semua kisah dan kenangan yang kita
lewati bersama dan saat ini dia masih terdiam di balik jeruji besi.
Entah kapan ia akan di bebaskan. Aku hanya bisa BerDoa untuknya agar ia tetap semangat jalani hari-harinya disana.
Akhirnya, ia kembali memelukku dan bilang, Echa... Doakan eeeee, Semoga
dia baik-baik saja di sana dan tidak melupakanku yang dengan sabar
menunggunya di sudut Negeri ini.
Aku mencoba menguatkannya,
Sayang.... Sabar eeee.... Berdoa saja,
Jika kko tercipta dari tulang rusukknya, Pasti dia akan jatuh kepelukanmu.
TUHAN AKAN BERKATI PERJUANGANNYA
#SELESAI
- See more at: http://gadiesmelanesia.blogspot.co.id/2015/02/kekasihku-bukan-penjahat.html#sthash.MiV0r3L6.dpuf
KEKASIHKU BUKAN PENJAHAT
Siang itu, didalam gedung tua beratap tripleks bocor, siska duduk
termenung di temani lantunan lagu ‘’ Kenapa ‘’. Ia memegang buku Diary
miliknya. Dari matanya yang sexy, sebening air keluar, membasahi wajah
manisnya. Rambut keriting sebahu, seakan menutupi pandangan orang
lain.
Aku mendekatinya, Kawan ko kenapa?
Tatapan matanya terus melihat diary miliknya, aku menangkap dari
pandangannya, sepertinya ia sedang membaca kisah dan kenangan yang ia
lewati bersama seseorang yang ia kasihi dan cintai.
Aku mengulang pertanyaanku, Kawan kko kenapa?
Siska mengangkat wajah manisnya , dengan air mata yang terus membanjiri, ia mulai curhat
‘’ kawan, sa pu pacar sejak masuk SMA, kita kenalan saat MOS di
sekolah, namanya ricky. karena ia kakak kelasku yang juga panitia aku
menerimanya, dan kita menjalinan hubungan sebagai kekasih selama 4 tahun
.
Entahlah, aku sangat menyayanginya, ricky kekasih pertamaku. Selama
kami sekolah dulu, kemana pun aku pergi, pasti ada dia di sampingku,
seakan ia juga jadi kakak untukku, mendampingiku, dan mengarahkanku
kemana aku harus melangkah. Aku bersyukur punya dia waktu itu. Hari-hari
aku panjatkan Doa, Semoga dia yang kumiliki saat itu , jadi milikku
selamanya.
******
Sore itu langit mendung, cuaca tak bersahabat, dia yang ku sayang akan
pergi meninggalkanku menuju negeri garuda menggunakan Kapal penumpang
Labobar.
Tummm.... tummm... tummmm.... bunyi Stom Kapal 3 kali, pertanda,
sebentar lagi kapal akan lepas dari pelabuhan Nabire menuju tanjung
periok, pelabuhan milik rakyat Melayu.
MuuuaaaacH.... ia mengecup keningku.
Perlahan, ia mengungkapkan pesannya
( Sayang aku akan kembali untukmu, untuk bangsa ini juga untuk
Tanah ini, Percayalah kesucian cinta ini kan ku jaga. Kamu harus
mandiri. aku akan tetap mencintaimu disana. Jarak tak akan membunuh
cinta kita. Selama kita saling percaya dan menjaga cinta ini, cinta di
antara kita akan tetap utuh. Kan ku pelihara cinta ini disana. Jika ada
waktu, aku akan mengunjungimu disini. Jaga dirimu baik-baik sebab,
pribadimu adalah bait Allah yang sesungguhnya. semoga cinta yang
terjalin ini, terus terpeliihara sampai kan tiba saatnya Tuhan
menyatukan kita dalam keluarga yang Kudus, Doaku Bersamamu Gadis manis
pujaanku. )
ricky pergi meninggalkanku untuk beberapa waktu yang lama, aku berharap, semoga Ia menjaga ucapannya.
Ia menaiki tangga dan dengan tangan yang melambai, Ricky menghilang dari pandanganku Labobar Jahat.
Dalam hati aku menyalahkan kapal, tetapi aku sadar , kapal tak bersalah sama skali.
Siooo akH.....
Hati sangat berat melepaskannya, air mata perlahan mengalir.
Andai aku punya sayap seperti burung Cendrawasih, akan ku antar engkau,
kita kan rasakan senangnya beterbangan bersama, menyaksikan ciptaan
Tuhan nan megah di jagat ini dan akan mencoba melawan angin kencang di
atas udara dan rasakan indahnya kebersamaan dengan saling mencintai dan
menyayangi.
****
Kehidupan ricky di Melayu, aku tak tau lagi. Komunakasi terputus. Orang
tuaku melarang aku bawa hp. 2 tahun sudah terlewat, sejak terakhir kali
kami bertemu.
Tepat tanggal 04 desember 2012, aku mendengar kabar dari temannya, melalui chatingan di facebook.
"Ricky di tangkap sang penjajah 01 desember lalu, saat ricky
bersuara untuk kaum tak bersuara demi pembebasan dan mengungkapkan
kebenaran yang di alami rakyatku di atas negeri Melanesia, dan kini
telah terdiam di balik jeruji besi "
Air mata jatuh, apa yang harus aku perbuat, agar ricky bebas dari
tahanan. Aku mulai mencari nomor telpon yang bisa di hubungi, aku ingin
mendampinginya saat-saat seperti ini, aku ingin menguatkannya untuk
hadapi kenyataan ini, aku ingin bisik ketelinganya, perjuangan itu tidak
segampang membalikkan telapak tangan, butuh hujan dan matahari untuk
melihat pelangi, bersabarlah dan yakinlah semua yang kau dan rakyat
impikan akan indah pada waktunya.
Nomor telpon tak dapat ku temukan, aku putuskan, seusai Ujian aku akan mengunjunginya.
*****
Tanpa menunggu waktu terlewati dengan sia-sia, aku meminta pamit ke Orang tua dan berangkat mengunjunginya.
Gedung tua, beratap seng bekas, di dalamnya kekasihku tinggal.
Dari ke jauhan, aku melihat ia duduk terdiam di balik jeruji besi
mengenakan baju coklat yang pernah ku belikan untuknya saat ia akan
berangkat.
Ricky terkejut, saat aku menyapanya dengan sapaan khusus untuknya sejak kami bersama dulu.
Ia tak mampu berkata-kata, aku pun demikian, ia memelukku seerat-eratnya.
Dalam pelukan yang begitu hangat, ia membelai rambutku dan berkata, ‘’ sayang,
ko ingat too, pesan yang hari itu kakak sampaikan, ade harus mandiri
dan menjaga cinta kita, jangan ade larut dalam kesedihan, BerDoa dan
yakinlah kakak akan keluar dari sini secepatnya dan kita akan bersama
berkarya untuk Negeri ini".
Dalam dekapannya,sekuat tenaga aku berharap ini hanya mimpi. Tapi sekuat
apa pun itu,ini nyata. Bukan mimpi. Bukan sebuah drama yang bisa di cut
di tengah adegan dan bisa di perbaiki naskahnya.
Mencoba kuat adalah usahaku untuk tidak membawanya dalam kesedihanku.
Mencoba ikhlas adalah usahaku agar ia tetap tegar menghadapinya. Dan
menjadi biasa adalah usahaku agar terbiasa dalam keadaan apa pun.
Dia memegang tanganku erat. Senyumannya terlihat begitu manis.
Dia menenangkanku.
Kenyataan menyadarkanku. Kalau kami memang harus percaya, saling
menguatkan, mensupport, memotivasi, mandiri dan menerima diri kami apa
adanya. Mungkin dengan saling mendoakan adalah cara kami saling memeluk
dan terjun ke dunianya dan sama-sama kita rasakan apa yang ricky rasakan
saat ini.
***
Di Jeruji besi itu, ia di perlakukan tidak manusiawi. Ricky dipukul,di
tendang, di caci maki bahkan ia hampir di bunuh. Saat aku melihat bekas
lukanya, aku ingin marah dan pukul sang koloni.
Sa ingin bilang Ia bukan seorang Penjahat, Ricky manusia sangat,sangat
dan sangat normal yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan di
negerinya.
Tapi, itu tak mungkin, suaraku di bungkam dan aku sadar aku bukan lelaki yang dengan gampang melawan sang lusifer itu.
Karena taQ mampu melihat ia di pelakukan demikian aku meninggalkannya pergi.
****
Karenanya tadi aku menangis membaca semua kisah dan kenangan yang kita
lewati bersama dan saat ini dia masih terdiam di balik jeruji besi.
Entah kapan ia akan di bebaskan. Aku hanya bisa BerDoa untuknya agar ia tetap semangat jalani hari-harinya disana.
Akhirnya, ia kembali memelukku dan bilang, Echa... Doakan eeeee, Semoga
dia baik-baik saja di sana dan tidak melupakanku yang dengan sabar
menunggunya di sudut Negeri ini.
Aku mencoba menguatkannya,
Sayang.... Sabar eeee.... Berdoa saja,
Jika kko tercipta dari tulang rusukknya, Pasti dia akan jatuh kepelukanmu.
TUHAN AKAN BERKATI PERJUANGANNYA
#SELESAI
- See more at: http://gadiesmelanesia.blogspot.co.id/2015/02/kekasihku-bukan-penjahat.html#sthash.MiV0r3L6.dpuf
0 Komentar