Ingin menggali informasi mendalam soal burung-burung di Pulau Papua?
Dua puluh delapan tahun berlalu sejak publikasi edisi perdana Birds of New Guinea, dan edisi terbarunya kini telah diluncurkan.Karya ini merupakan panduan lapangan bagi para pengamat burung, oleh Thane K Pratt dan Bruce M Beehler. Isi panduan antara lain cara identifikasi spesies atau subspesies, cara mengetahui umur dan jenis kelaminnya, serta cara bagaimana dan di mana menemukan habitatnya.
Edisi Kedua sudah memperluas konten, memuat lebih banyak detail tambahan, seperti perilaku satwa, pola makan, gaya bersarang.
Di berbagai belahan dunia—Australia, Eropa, Amerika Utara—banyak panduan lapangan ditulis. Lantas apa istimewanya buku ini?
Pertama, yang perlu diketahui adalah semangat yang mendasari buku panduan ini disusun dan diterbitkan. Burung, merupakan fauna yang sejak lama menjadi sumber inspirasi masyarakat di Kawasan Papua (Pulau Papua dan pulau-pulau satelitnya).
Maka, tujuan para penyusunnya adalah pembelajaran: bagaimana pembaca yang mendapatkan informasi burung bisa beroleh wawasan menyeluruh; mulai dari aspek historis, ekologis, reproduksi, evolusi, perubahan geografis, klasifikasi, hingga konservasi.
Kalau umumnya informasi selengkap dan sedalam ini tidak banyak ditemukan—di luar pustaka yang bersifat teknis— lewat buku ini informasi tersedia bagi siapa pun yang ingin mengenal maupun belajar lebih jauh tentang kekayaan fauna burung Kawasan Papua.
Papua menjadi sangat istimewa karena ia adalah pulau tropis terbesar di dunia. Keanekaragaman topografi Pulau Papua sangat mendukung perkembangan perbedaan regional di dalam banyak populasi jenis dan variasi ras. Berbagai karakteristik burung spektakuler dimilikinya. Ada jenis-jenis kasuari, merpati, kakaktua, burung beo, bekakak (kingfisher), lantas burung namdur serta beraneka ragam kumpulan burung pengicau (songbird) yang sangat ikonik.
Namun semenjak waktu Birds of Guinea dirilis pertama kali pada 1986, perubahan besar telah terjadi pada kawasan penting ini.
Sekarang, setelah lebih dari dua puluh tahun, populasi manusia bertambah lipat ganda, sedangkan perkembangan ekonomi (terutama pertambangan dan logging) pesat. Tentu pengaruhnya terhadap kehilangan habitat secara besar-besaran juga meningkat.
Di dalam percepatan perkembang sebuah wilayah yang menjadi bagian tak satu negara saja, langkah-langkah untuk konservasi gabungan harus dilakukan untuk melindungi kehidupan liar.
Untunglah ini mewujud nyata di Kawasan Papua di mana sejumlah kelompok konservasi internasional bekerja sama dengan pemerintah setempat berupaya mempertahankan masa depan lingkungan hutan, ekosistem, serta melestarikan burung sebagai daya tarik ekowisata yang mulai berkembang.
Menurut Thane Pratt, pakar biologi alam liar yang merupakan salah seorang penulis buku, generasi baru para peneliti lapangan bermunculan pula. Maka, revisi buku yang pada dasarnya diperuntukkan bagi pengamat burung di lapangan ini jelas diperlukan. Dan dengan adanya revolusi studi bidang molekuler yang melahirkan metode modern klasifikasi burung, terbitnya buku kedua ini disebut-sebut adalah "saat yang tepat".
Mengadopsi format gaya buku pedoman (handbook-style), buku ini menyajikan 780 spesies burung, di dalamnya termasuk 366 endemik. Selain memuat pembaruan data yang vital, buku dilengkapi dengan ilustrasi lebih memadai, tambahan ilustrasi karya John C Anderton dan Szalbolcs Kokay — juga tambahan peta jangkauan jelajah burung.
Yang menarik untuk saya pribadi, ilustrasi buku edisi terbaru terlihat lebih vibrant melukiskan corak warna burung. Sementara dari segi fisik bukunya pun lebih baik atau semakin kokoh. Berguna mengingat sebagai panduan lapangan, buku ini mesti dibawa-bawa dan buku yang kokoh akan tahan lama.
(Gloria Samantha)
Sumber; http://nationalgeographic.co.id
0 Komentar