(Karena, Remaja di Papua juga Punya Karya)
Oleh Ummu Fatimah Ria LestariKarya sastra merupakan produk budaya yang sarat dengan ide, pesan, cerita dari pengarangnya. Karya sastra adalah media komunikasi antara pengarang dengan pembacanya. Olehnya, apresiasi pembaca sangat penting untuk menentukan eksistensi karya sastra tersebut. Dari sekelompok pembaca sastra akan terbentuk masyarakat sastra. Masyarakat sastra membutuhkan pembinaan apresiasi sastra. Kalau pembinaan sastra berlangsung kondusif, terkhusus bagi generasi muda dalam masyarakat, niscaya kehidupan sastra penuh dengan apresiasi dan kreasi yang inovatif.
Sastra remaja di Papua secara sederhana merupakan karya sastra yang ditulis oleh remaja dan bercerita tentang kehidupan remaja di Papua. Namun, dalam tulisan singkat ini, saya hanya fokus pada genre prosa (cerita pendek).
Sastra remaja di Papua dalam tulisan ini saya telusuri melalui: 1) karya pemenang lomba Sayembara Penulisan Cerita Pendek bagi Siswa SLTP dan SLTA Se-Provinsi Papua dan Papua Barat yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Jayapura. Itupun terbatas pada tulisan yang telah diantologikan atau dibukukan, dengan pertimbangan kualitas karya-karya tersebut tidak diragukan. Karena hasil tulisan yang telah diantologikan atau dibukukan merupakan pilihan dewan juri yang terdiri dari unsur seniman, unsur akademisi, dan unsur pemerintahan. Penilaian mereka murni dilakukan oleh dewan juri dan tanpa ada campur tangan pihak penyelenggara. Sehingga, pihak Balai Bahasa Jayapura yakin untuk menerbitkan karya-karya tersebut; 2) karya peserta kegiatan Gemar Membaca Rajin Menulis (Gemarame) untuk Siswa SLTP dan SLTA Se-Provinsi Papua dan Papua Barat yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 3) karya dari peserta kegiatan Bengkel Sastra untuk Siswa SLTA Se-Provinsi Papua dan Papua Barat yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; dan 4) karya sastra remaja Papua dari Sekolah Menulis Papua.
Berikut hasil penelusuran saya terhadap karya sastra remaja di Papua berdasarkan urutan waktunya; (1) Tahun 2003-2006. Karya sastra remaja periode ini telah diantologikan dan diteliti oleh Siswanto, dkk dari Balai Bahasa Jayapura pada tahun 2007. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa pengarang sastra remaja di Papua terdiri atas siswa SLTP dan SLTA; umumnya menggunakan pusat pengisahan orang pertama; memuat kisah kehidupan remaja yang bertemakan percintaan, persahabatan, perjuangan, dan masalah keluarga; latar ceritanya beragam; tokoh-tokohnya menggunakan nama orang Indonesia; dan alurnya variatif (forward, flashback, dan zig-zag); (2) Tahun 2005-2009.
Karya sastra remaja periode ini dimuat dalam buku berjudul Antologi Cerita Pendek Remaja 2005-2009. Buku ini diterbitkan oleh Balai Bahasa Jayapura. Saya menemukan bahwa karya sastra di dalamnya adalah karya siswa SLTA se-Provinsi Papua; menggunakan pusat pengisahan orang pertama tunggal dan orang ketiga tunggal; bercerita tentang kehidupan dan dunia remaja yang bertemakan adanya gangguan penyakit, kematian, percintaan, persahabatan, dan masalah keluarga; latar ceritanya beragam; tokoh-tokohnya menggunakan nama orang Indonesia; dan menggunakan alur forward dan flashback. Melihat beragamnya tema yang dimunculkan dalam cerita mengindikasikan bahwa fenomena sosial yang ditangkap oleh remaja Papua juga variatif. Mereka memiliki persepsi dan gaya penceritaannya masing-masing; (3) Tahun 2012-2013.
Karya sastra remaja periode ini terkumpul dan dibukukan dalam buku berjudul Cinta Kasih Malaikat: Kumpulan Cerpen Karya Anak-Anak Bangsa dari Papua 2013. Buku ini diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Saya menemukan bahwa karya sastra di dalamnya adalah karya siswa SLTA se-Provinsi Papua; umumnya menggunakan pusat pengisahan orang pertama tunggal; bercerita tentang kehidupan dan dunia remaja yang bertemakan malaikat; latar ceritanya beragam; umumnya, tokoh-tokohnya menggunakan nama orang Indonesia dan nama baptis; dan menggunakan alur forward dan flashback; (4) Tahun 2015.
Karya sastra remaja periode ini diterbitkan dalam buku kumpulan cerpen Cerita dari Timur. Buku ini diterbitkan oleh Sekolah Menulis Papua. Di dalamnya, saya menemukan karya remaja Papua yang sudah berstatus mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi di Papua; menggunakan pusat pengisahan orang pertama tunggal dan orang ketiga tunggal; bercerita tentang realitas sosial budaya masyarakat Papua; latar ceritanya beragam; umumnya, tokoh-tokohnya menggunakan nama orang Indonesia; dan kebanyakan menggunakan alur forward. Karena tingkat usia dan pendidikan para penulis yang lebih tinggi dibanding penulis tahun-tahun sebelumnya, gaya dan teknik penceritaan mereka kelihatan lebih dewasa dan matang. Seiring waktu, hasil-hasil karya sastra remaja di atas tampak memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal struktur maupun temanya.
Meskipun dalam tulisan ini, saya belum sempat mendeskripsikan perbedaan dan persamaannya secara mendetail. Namun, yang pasti hal itu mencerminkan adanya dinamika dalam proses bersastra kalangan remaja di Papua. Saya juga yakin bahwa masih banyak karya sastra remaja yang masih berserakan, belum sempat dibukukan sampai saat ini.
Penulis adalah Pemerhati sastra
Artikel ini pernah di muat di; http://tabloidjubi.com
0 Komentar