Jayapura, Minimnya perkembangan Sastra di Papua menjadi tantangan serius dewasa ini. Kekhawatiran ini bertumbuh sering arus moderenitas yang begitu cepat. Dan juga orang Papua yang masih mengidap budaya tutur.
Tantang ini justru bukan untuk membuat kita mundur, tapi itu merupakan satu kekuatan baru untuk menumbuhkembangkan sastra di tengah arus moderenitas di tanaha Papua.
Pegiat Sastra Papua, Andi Tagihuma menyatakan bahwa pihaknya menyadari, sastra Papua harus diselamatkan sebelum terhanyut dan hilang dari kesusasteran yang berkembang di masing-masing etnik Papua.
“Kami yakin bahwa sastra itu tak terlepas dari bagian kehidupan orang Papua sendiri. Kehidupan orang Papua yang erat kaitannya dengan sastra di Papua itu harus diselamatkan,” ujar Andi Tagihuma kepada media ini, Jumat, (19/5/2017).
Menurutnya, tiga buku yang akan dilaunching Komunitas Sastra Papua (Ko’sapa) ini bagian meneyelematkan kebudayaan dan sastra itu sendiri. Dan membicarakan mengenai kehidupan orang Papua yang terjadi saat ini dengan berbagai dilema kekerasan di tanah Papua.
Kordinator Ko’Sapa, Hengky Yeimo mengatakan, tujuan dari diselenggarakan bedah buku ini untuk memacu semangat generasi muda papua untuk berkecimpung dibidang sastra dan budaya Papua. Dan mengembangkan literasi Papua.
Selain itu, ujar wartawan Jubi ini bahwa untuk merealisasikan program kerja komunitas sastra Papua di tahun 2017.
“Jadi ini temanya Membangun Papua Dengan Sastra. Pematerinya, RD Neles Tebay, Pr (Rektor STFT Fajar Timur), Anggela Flassy (Redaktur Rubrik Sastra Koran Jubi), dan Henry Iwong (akademisi Uncen),” jelasnya.
Ditambahkan, kegiatan itu akan dilakukan di aula Asrama Putra “Yameewa” Tunas Harapan Padang Bbulan, besok Sabtu, (20/5/2017) jam 09.00 WP.
Yamoye’AB/zonadinamika.com
0 Komentar