![]() |
Ist |
Kita belajar banyak dari keberanian, setengah kenekatan
Dari satu tempat tak peduli asal muasal, ke tujuan yang sepertinya
terang benderang
Keberanian penuh misteri, hadir kala heroisme membuncah tinggi
atau oleh marah yang tak bisa lagi ditoleransi
juga oleh inspirasi yang mengelilingi sehari-hari
tak sedikit pula ikut berani karena yang lain berani,
Berani tak kenal pamrih hasil, juga eksistensi
Sekali dihampiri, ia akan mengejar ke segala sudut ruang
menuntut pertanggungjawaban
Kita juga belajar banyak dari perseteruan
Juga oleh persepsi terhadap kebenaran, yang tidak sedikit gelapkan mata
dan rasa kemanusiaan
Entah kenapa setiap orang seperti dikejar-kejar
oleh kelengkapan, bila tidak kesempurnaan
oleh kebencian, hanya karena keinginan-keinginan yang tak sesuai atau
dikonfrontasi kenyataan
Dimana kejujuran?
Tidak adakah ia tempat dalam pikiran yang terus dihujami perseteruan?
Kemana tawa, musik dan sastra, ketika dalam perang pun seorang tentara
sempat memberi makan kucing dan bermain biola?
Kita diajari apa itu pengorbanan, dan mengapa berkorban
Tentu kita bukan pahlawan, tetapi juga bukan binatang
Hidup ini untuk satu tujuan, yang tidak berakhir hanya untuk makan.
Makan memang memperpanjang hidup, tapi cita-cita membuatnya memiliki
kehidupan.
Agar semua manusia bisa menikmati sumber daya dengan setara,
mati dengan bahagia.
Tak jarang, deminya kita korbankan cita-cita sendiri.
Tidak mudah, tapi juga tidak mustahil.
Apalagi ketika kita tahu kedua cita-cita itu bukanlah dua kutub yang
saling bertolak belakang
Sehingga pengorbanan tak lagi terasa pengorbanan,
Bukankah tak ada yang dikorbankan ketika kita semua adalah korban?
Hanya satu hal yang tak ada mata pelajarannya:
Harga yang harus dibayar untuk setiap keputusan.
Di dalam perjuangan menjadi berani
perjuangan keluar dari perseteruan
dan perjuangan memahami pengorbanan
Hanya satu resepnya:
Bila dilakukan dengan cinta,
tak ada harga yang terlalu mahal hingga perlu dibayar.
zy @rumahbougenville 22/02/2015 10:08
0 Komentar